Bagaimana bisa dibobol, sementara tiada orang lain yang pernah tahu personal identification number (PIN)?
Menjelajahi Google, saya menemukan sebuah artikel kompas.com. Disebutkan, kendati hanya nasabah bersangkutan yang mengetahui PIN itu, risiko penyalahgunaan oleh pihak tidak bertanggung jawab masih ada.
Kartu debit dan/atau kartu kredit bisa digunakan bertransaksi di merchant tanpa PIN. Cukup tanda tangan di struk.
Begini biasanya modus yang dilakukan:
- Pengambil kartu bertransaksi dalam pembelian barang atau gesek tunai melalui merchant yang tidak memverifikasi tanda tangan. Pelaku biasanya mencari merchant tanpa pengawasan CCTV.
- Jika pada bidang putih di bagian belakang kartu ditandatangani nasabah, pelaku bisa saja menirunya saat bertransaksi.
- Bila tidak ada tanda tangan nasabah, penjahat tetap membiarkannya kosong atau membubuhkan tanda tangan palsu.
Lantas bagaimana meminimalkan risiko kehilangan kartu ATM? Langkah-langkah apa yang mesti dilakukan bila kehilangan kartu ATM?
- Menjaga kerahasiaan PIN dari pihak mana pun.
- Menyimpan kartu ATM dalam dompet tersendiri. Dalam kasus di atas, kartu diselipkan dalam sarung hp.
- Memastikan lipatan cukup rapat untuk menyimpan kartu. Lipatan sarung hp tersebut cenderung longgar, sehingga mudah tercecer saat mengeluarkan benda lain.
- Segera blokir kartu ATM dengan melapor kepada petugas bank bersangkutan (bisa via call center di buku tabungan atau mesin ATM). Jangan tunda-tunda!
- Mengingat transaksi terakhir yang dilakukan agar segera mengetahui jika ada mutasi janggal di rekening.
- Segera lapor kehilangan kepada kepolisian sesuai dengan tempat kejadian. Surat Laporan Kehilangan akan menjadi syarat mengurus penggantian kartu.
Demikian langkah-langkah meminimalkan risiko kehilangan kartu ATM dan bila kehilangan telah terjadi. Paling penting adalah, cermat dalam menyimpan dan segera bertindak cepat ketika menyadari kehilangan kartu ATM.
"Sudah! Tenangkan pikiran. Sekarang segera lapor ke kantor polisi..."
"Tanggung ya? Lusa saja. Senin pagi setelah menerakan kehadiran, terus izin untuk ke kantor polisi, lalu ke kantor bank. Sekali jalan ......"
Sak karepmu lah, kata saya di dalam hati.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI