Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Sarapan dengan Menu Mi Mocaf

30 November 2021   20:57 Diperbarui: 5 Desember 2021   01:45 1019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sarapan sepiring mi mocaf kuah (dokumen pribadi)

Tersedia beragam pilihan menu sarapan. Membuat sendiri atau membelinya kepada pedagang kecil di sekitar rumah. Bisa berupa nasi goreng, nasi uduk, bubur, bihun mi goreng, talas, ubi, singkong kukus. Di antara semua, makan atau membuat olahan ini belum sempat terlaksana.

Hari Ahad kemarin saya membeli mi mocaf di toko Tani. Di kulkas ada sedikit wortel, bakso ikan, potongan daging ayam, dan tahu kuning. Bisalah untuk membuat mi goreng atau kuah.

Sebungkus mi mocaf kering 140 gram (dokumen pribadi)
Sebungkus mi mocaf kering 140 gram (dokumen pribadi)

Kemudian saya jajal mengolah mi mocaf kuah.

Bahan-bahan

  1. Sebungkus mi mocaf 140 gram.
  2. Daging ayam 100 gram dicincang (boleh diganti dengan udang kupas, telur, daging sapi).
  3. Wortel diiris tipis-tipis atau seukuran batang korek api.
  4. Tahu kuning (boleh putih, asal yang lembut) dua potong.
  5. Bakso ikan sesuai selera.

Bumbu-bumbu

  1. Satu siung bawang putih dirajang.
  2. Tauco 2-3 sendok teh atau sesuai selera.
  3. Merica bubuk.
  4. Cabai bubuk.
  5. Garam atau kecap asin.
  6. Penyebab rasa (opsional).
  7. Daun bawang dicincang.

Cara Memasak

  1. Rebus mi mocaf sampai cukup lunak. Sisihkan.
  2. Tumis bawang putih sampai harum.
  3. Masukkan daging ayam. Aduk hingga matang.
  4. Tambahkan wortel dan bakso ikan.
  5. Masukkan tauco. Aduk-aduk.
  6. Tuangkan 100-150 cc air, menjaga agar mi kuah cenderung nyemek. Kalau ingin banyak kuah, volume air boleh ditambah.
  7. Setelah mendidih, berturut-turut masukkan tahu lantas mi mocaf. Aduk perlahan, jangan sampai tahu hancur berantakan.
  8. Bubuhkan garam/kecap asin. Cicipi rasa.
  9. Tunggu sampai olahan mendidih, masukkan irisan daun bawang, lalu segera matikan api.

Hidangkan mi kuah selagi masih panas.

Menikmati mi mocaf tidak jauh berbeda dengan mi biasanya, tapi mi produksi sebuah UMKM di Gunung Kidul Yogyakarta ini lebih kenyal. Juga cenderung mengenyangkan.

Sayangnya, sebagai alternatif pengganti mi tepung terigu, penganan terbuat dari tepung mocaf tersebut lebih mahal. Sebungkus mi mocaf 140 gram ditebus dengan uang Rp4.500 (di marketplace Rp5.000). Sedangkan mi tepung terigu berharga Rp3.000 untuk kemasan 136 gram. Merek lainnya dijual Rp4.900 per 200 gram.

Di toko Tani dekat rumah, tersedia aneka pilihan mi mocaf: original, tomat, cabai hijau, ubi ungu, brokoli, sawi.

Komposisinya terdiri dari: tepung mocaf, tepung terigu, air, tapioka, telur, penstabil nabati. Komponen tepung mocaf inilah yang membuatnya relatif lebih mahal. Dari setiap kemasan 140 gram terdapat kandungan gizi:

  • Energi total 300 kkal -- energi dari lemak 40 kkal.
  • Lemak total 4 gram
  • Protein 9 gram
  • Karbohidrat total 72 gram
  • Natrium 261 miligram

Tepung Mocaf

Modified cassava flour (mocaf) adalah hasil modifikasi dari tepung ubi kayu (singkong, pohong). Diriset dan ditemukan oleh Achmad Subagio (dosen juga guru besar Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember, alumnus ilmu teknologi pangan Osaka Perfecture University).

Tepung mocaf merupakan penukar terigu sebagai bahan pembuatan mi, kukis, gorengan, bubur, donat, brownies, kue bolu, kue kering, dan aneka olahan lainnya.

Sebagian pihak mengklaim, tepung mocaf bebas gluten sehingga lebih sehat dibanding tepung terigu. (Selanjutnya di sini).

Gluten adalah protein yang berperan sebagai lem yang menjaga makanan tetap menempel dan elastis. Mengonsumsinya secara berlebihan dapat membahayakan kesehatan.

Makanan gluten free diperlukan bagi orang dalam kondisi medis tertentu, yaitu penderita penyakit celiac dan intoleransi gluten. Bagi mereka, mengonsumsi gluten dapat menimbulkan efek samping: diare, konstipasi, perut kembung, gangguan saluran pencernaan, sakit kepala, lemas, dan nyeri sendi. (Selengkapnya dapat dibaca di sini).

Daya Saing

Sebagaimana disebutkan di atas, harga perolehan mi berbasis tepung mocaf lebih mahal daripada mi dari tepung terigu. Barangkali penambahan tepung terigu dan tapioka agar harga mi mocaf tidak melangit. Bisa juga terigu berfungsi sebagai "lem" pembentuk mi.

Dari penjelajahan di marketplace, ditarik kesimpulan sementara bahwa harga tepung mocaf memang lebih mahal dibandingkan tepung terigu. 

Mocaf gluten free dibanderol dengan harga Rp14.500-17.500 perkilogram. Bandingkan dengan tepung terigu, harganya berkisar Rp7.500-13.000 perkilogram tergantung kualitas.

Penggunaan Produk Dalam Negeri

Mengutip kompas.com tanggal 29/9/2019, Indonesia merupakan negara penghasil singkong terbesar keempat (20-21 juta ton per tahun) di dunia setelah Nigeria, Thailand dan Brasil.

Konon produksi ubi kayu terus meningkat. Tanaman ini tumbuh sepanjang tahun, tahan keadaan kering, dan mampu bertahan di lahan bernutrisi rendah.

Sayang data terakhir berkaitan dengan produksi dibanding konsumsi tidak terinformasi. Demikian pula posisi neraca perdagangan komoditas singkong.

Sementara itu, entah kenapa, harga turunannya, yaitu tepung mocaf relatif mahal. Kelemahan berimbas kepada harga mi mocaf yang lebih mahal daripada mi tepung terigu.

Singkatnya, dengan perkiraan bahwa produksi meningkat dan banyaknya orang pandai di atas sana memikirkan skala keekonomiannya, diharapkan harga tepung mocaf mampu menandingi --malahan di bawah-- harga tepung terigu.

Maka, bahan baku berharga rendah ditambah proses produksi efisien, akan membuahkan mi mocaf sebagai sumber karbohidrat yang murah pula.

Sambil menunggu saat itu tiba, saya sebisa mungkin meningkatkan penggunaan produk dalam negeri. 

Dengan cara melahap olahan ubi kayu berikut turunannya sebagai alternatif sumber karbohidrat, kendati kontribusi kepada konsumsi nasional hanya seujung rambut.

Mari menyantap mi mocaf!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun