Betapa taman tampak berseri-seri. Daun-daun melambai-lambai bergelantungan pada ranting-ranting. Rekah bunga-bunga memendarkan warna putih indah tiada kira.
Pesona amat kukenal keluar melalui pintu depan sedan berwarna hitam. Dari jok sebelahnya muncul seorang gadis kecil mengibaskan rambut panjang berombak-ombak. Gadis kecilku tampak sudah besar.
Gadis kecil membawa sekeranjang bunga segar, wanita cantik menentang sebuah botol, menuju tempatku berbaring.
Wanita cantik berkacamata hitam tampak tersenyum. Aku memandang lekat. Di mataku ia tampak anggun, lebih segar dengan dandanan bersahaja.
"Ini anak kita? Wah, sudah besar ya... Bagaimana sekolahnya? Lancar?" Batinku.
Banyak pertanyaan disabot oleh kebahagiaan tidak terkira. Dengan rasa haru mendalam, wanita cantik merenung tegar.
Ya. Dari dulu ia selalu tabah. Namun aku tidak tahu, tepatnya tidak mau tahu, dan berlaku aniaya. Menyakiti hatinya yang demikian suci.
Sayangnya, aku mengerti, baru memahami secara utuh pada saat sekarang, setelah mengalami penyesalan tidak berkesudahan.
Bagi orang lain, barangkali perbuatan-perbuatanku tiada termaafkan. Tidak bagi wanita cantik yang pernah kusia-siakan. Ia tetap tabah. Tetap tersenyum manis.
Nasi menjadi bubur. Tiada satu pun kebaikan dapat aku persembahkan untuk memperbaiki hatinya yang terlanjur hancur.
Tiba saat untuk berlaku pasrah, menerima segala akibat dari segala sebab dari perilaku yang telah aku perbuat.
Semua salahku. Ingin kuputar ulang film kehidupan. Meralat pelayaran bahtera ke samudera tenang bersama dirinya. Mustahil!
Kini aku senang, wanita cantik pembawa kebahagiaan demikian tabah menjengukku yang tidak berdaya dan berada dalam ketiadaan.
Pertemuan membahagiakan terasa sangat singkat. Apakah terulang bulan depan. Atau lebaran tahun depan? Aku tidak pernah tahu.
Kunjungan berakhir sudah.
Ditandai dengan tebaran bunga-bunga disiram air mawar. Bunga-bunga redup berguguran mengiringi turunnya senja.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI