Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kritik kepada Diri tentang Perilaku Narsis

25 Oktober 2021   11:57 Diperbarui: 25 Oktober 2021   12:02 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image captionIlustrasi selfie oleh laura6 dari pixabay.com

Bersama segelintir panitia lain, saya tergelimpang kelelahan beralaskan triplek di belakang aula. Dari kemarin hari belum sempat tidur, apalagi mandi dan berdandan. Banyak detail mesti diselesaikan dalam tempo sehari semalam, agar pembukaan berlangsung mulus.

Terdapat momen di mana saya tidak mengambil kesempatan tampil dalam pengambilan gambar. Kawan-kawan, kecuali saya, berfoto bersama dengan wajah-wajah ceria. Cekrek, cekrek.

Lainnya merupakan foto pribadi bersama keluarga yang sekiranya, menurut saya, kurang rancak untuk dipublikasi.

Sebetulnya ada foto diri seperhitungan jari tangan, namun rasa-rasanya kurang patut mengunggah potret tubuh lemah, wajah lelah dan rapuh.

Pokoknya saya bukan tipe orang suka wefie juga selfie. Bisa jadi saya tidak memiliki jiwa narsis, seperti orang yang hobi selfie.

Dalam takaran berlebihan, perilaku narsis ini keluar dari dinding koridor wajar. Memunculkan sebuah gangguan mental yang disebut narsistik atau dikenal sebagai Narcissistic Personality Disorder. Tumbuhnya tunas-tunas gejala tersebut seyogianya segera didiagnosis resmi oleh dokter dan pakar kesehatan mental. 

(Selanjutnya dapat dibaca di sini).

Namun demikian, kini minimnya stok foto membuahkan rasa sesal sehubungan dengan kegiatan membangun kata di Kompasiana. 

Ketika hendak berkisah mengenai sebuah pengalaman, tiada foto latar yang dapat menegaskan keberadaan saya. Bukan bermaksud memajang, tapi pantulan diri itu akan menguatkan cerita.

Sampai dengan batas-batas paling luar dari gejala narsistik, selfie --foto diri---dan wefie --foto ramai-ramai---adalah perlu. Apalagi dengan latar belakang peristiwa berharga, tempat dikunjungi, dan pemandangan cantik.

Maka foto diri, beramai-ramai, dan tentang obyek dikunjungi bermakna sebagai:

  1. Gambar penanda keberadaan kita di sebuah tempat.
  2. Momen yang tidak bakal terulang lagi, sehingga layak diabadikan.
  3. Pada zaman digital sekarang, foto diri adalah jejak abadi. Ia menjadi kenangan ketika diri sudah tiada.
  4. Bagi mereka dengan hobi menulis, foto berlatar berbagai hal merupakan penegas kisah ditayangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun