Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Bersenang-senang ketika Menulis: Sebuah Catatan

23 Oktober 2021   09:58 Diperbarui: 23 Oktober 2021   11:03 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi twibbon disunting melalui twb.nz/13thkompasiana (dokumen pribadi)

Malam paling pucuk terlewati. Lembar penanggalan menampar kesadaran bahwa saya belum menumpahkan unek-unek, berkenaan dengan tanggal 22 Oktober 2021. Telat. Pada hari itu, sejumlah Kompasianer mengucapkan selamat atas perayaan kelahiran Kompasiana 13 tahun lalu.

Kira-kira 2 tahun setelah blog keroyokan itu lahir, saya mendaftarkan diri sebagai anggota tanpa mengetahui persis kegunaan maupun manfaat "makhluk" tersebut. Registrasi lebih didorong oleh rasa tidak enak, demi memenuhi permintaan seorang sahabat. Ia meyakinkan saya, tulisan-tulisan di Kompasiana ditayangkan oleh penulis-penulis hebat. Banyak karya tulis bagus untuk disimak.

Namun saya tidak begitu tertarik untuk mengisinya. Pun membaca artikel-artikel dimuat, sampai-sampai lupa kata-kunci untuk membuka akun. Tambah males.

Kemudian rasa penasaran mendorong saya untuk membukanya, membaca-baca artikel. Benak berselancar mengarungi himpunan kata-kata tertata apik tentang segala hal, dari gubahan fiksi hingga untaian opini. Saya bukan tipe pembaca rakus. Bukan penulis pula, tetapi penikmat partitur kata disajikan menarik di Kompasiana.

Akun lama tidak bisa dibuka. Tidak bisa menulis. Oleh karena itu saya membuat akun baru melalui email berbeda pada awal tahun 2011.

Itu menjadi penanda kegirangan saya untuk menganggit cerpen dan puisi. Ya! Saya lebih "berani" menayangkan lektur kategori fiksi daripada opini. Ngeri!

Banyak penulis hebat menghasilkan karya dahsyat mengenai isu-isu aktual, faktual, dan ramai diperbincangkan. Para penulis fiksi terkemuka juga merupakan penutur-penutur luar biasa, menuntun pembaca ke dunia imajinasi tanpa tepi.

Jadi, tidak mengherankan, jika para karya tulis para senior itu senantiasa menduduki singgasana Headline (Artikel Utama). Kalau tidak salah ingat, saat itu belum ada pelabelan "pilihan" seperti sekarang. Rasanya, ada juga kolom chat di kanan bawah layar.

Oh ya, waktu itu membuka Kompasiana harus memakai PC atau laptop, terasa sangat alot jika menggunakan telepon genggam.

Bersama Kompasianer lain (Om Jay, Engkong Agil Abd Batati, Sandra Prasetyo, Bang ASA, Faizal Assegaf, Sandra Prasetyo, dan banyak lagi), saya bersenang-senang menulis di Kompasiana, mengabaikan mimpi sematan HL. Saling sapa yang dilanjutkan dengan Kopdar menjadi kegembiraan tersendiri.

Kapan lagi bersenang-senang dengan cara menulis?

Platform Kompasiana menyediakan ruang semacam itu. Rumah besar bagi banyak gagasan berbeda dari banyak kepala. Sayangnya, saya hanya aktif selama tahun 2011. Sesekali di tahun berikutnya. Itu yang teringat.

Mulai aktif lagi dalam tahun 2019 dan melihat banyak hal berbeda dibanding tahun 2011. Tagline menjadi Beyond Blogging. Kadang beberapa Kompasianer menyebutkannya sebagai Rumah Besar. Tampilan lebih ciamik. Kategori beragam. Ada label pilihan, sematan Artikel Utama (Headline) masih ada. Terdapat pemeringkatan akun, yaitu yang bercentang hijau, biru, bahkan polos.

Ada perubahan-perubahan cantik, kendati masih terasa "berat" dalam proses pemuatan di TG (telepon genggam) dan laptop saya yang jadul.

Sebagaimana delapan tahun lalu, saya mulai menulis banyak hal menyenangkan dalam kategori fiksi.

Semakin lama saya kian getol menulis. Selain fiksi, merambat kepada kategori lain. Berupa tayangan opini berkaitan dengan perkara ekonomi, sosial budaya, politik, dan sebagainya. Beberapa artikel menjadi pilihan editor.

Banyak Kompasianer menyemangati, juga menjadi sumber inspirasi yang mendorong untuk terus menulis. Saya tidak akan menyebutkannya satu demi satu. Terlalu banyak. Salah duanya adalah: Pak Tjipta dan Bu Roselina.

Sekian artikel fiksi diganjar sebagai Artikel Utama. Akhirnya impian memperoleh sematan Artikel Utama terwujud, setelah delapan tahun.

Sebagian lagi memperoleh label pilihan, juga tidak dilabel. Itu bukan persoalan yang menyurutkan semangat saya untuk menulis.

Puncak pencapaian sebagai Kompasianer, menjadi akun terverifikasi atau centang biru, diberikan oleh Admin Kompasiana di sekitar medio 2020. Sembilan tahun dari pertama mendaftar!

Singkat cerita, ada beberapa hal hendak saya sampaikan. Sekiranya dapat menjadi catatan bagi Kompasianer, yang susut semangat dalam menulis di rumah besar ini dengan berbagai alasan.

  1. Manfaatkan pengetahuan dikuasai dan pengalaman dialami sebagai sumber gagasan penting.
  2. Membaca buku/rujukan. Saya bukan pembaca rakus, jadi baca buku/rujukan seperlunya saja.
  3. Membaca artikel Kompasianer lain. Menikmati, memilah mana artikel menyenangkan dan tidak. Bahkan memperoleh inspirasi . Artikel ini lahir setelah membaca beberapa karya berkaitan dengan ulang tahun ke-13 Kompasiana.
  4. Redam keakuan, dengan memperhatikan kesenangan para pembaca.
  5. Mencatat ide. Terlalu banyak ide membuat kita macet menulis. Itu saya. Celakanya, saat mau memejamkan mata, gagasan berseliweran di kepala. Bangun pagi, semuanya tidak bersisa, karena saya malas mencatatnya.
  6. Singkirkan rasa malas. Nah ini penyakit saya, malas membuat paragraf pertama dari gagasan yang sudah ada. "Entar aja" kemudian tidak bakal menjadi tulisan.
  7. Tulis semampunya dan semampusnya (tanyakan lebih lanjut kepada pujangga Zaldy Chan).
  8. Pada saat suasana hati (mood) untuk menulis sedang ambrol, bangun semangat dengan cara berjalan-jalan, berkebun, mendengarkan musik, dan hal menyenangkan lainnya.
  9. Pinggirkan dulu obsesi untuk memperoleh label, membuat artikel yang kira-kira menyenangkan bagi pembaca dan jiwa kita. Sematan pilihan dan Artikel Utama adalah urusan Admin Kompasiana.
  10. Bersenang-senang ketika menulis.

Begitu kira-kira pengamatan dan pengalaman saya selama nyaris sepuluh tahun Ngompasiana. Catatan di atas boleh dipakai sebagai rujukan. Boleh juga tidak.

Ujung akhirnya adalah Anda, saya, kita bersenang-senang dengan adanya dan selama menghasilkan karya tulis. Sematan, capaian berikut, dan segala prestasi akan mengikuti jika kita konsisten.

Jadi, bersenang-senang dululah ketika menulis di Kompasiana. Imbalan-imbalan menyenangkan akan mengikuti.

Bak pasukan tentara telat datang, setelah suku Indian meluluhlantakkan rombongan imigran pencari kehidupan di wild west, saya mengucapkan:

Selamat Ulang Tahun ke-13, Kompasiana, tanggal 22 Oktober

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun