Warung yang seharusnya berjalan, mengambil tempat di lokasi menjelang pintu masuk SPBU.
“Para pelanggan taunya saya mangkal di sini.”
Ditambah payung besar warna-warni, dari jauh ia tampak menarik perhatian.
Di atas sadel bertengger gerobak kayu, di mana terdapat termos nasi, wadah-wadah berisi: telur dadar, balado telur, rolade daging, sayap/paha bawah ayam goreng, sate bakso pedas, kismis, acar, bawang goreng, sambal. Itu yang kelihatan oleh mata saya.
Masih pagi. Pelanggan antre untuk membungkus hidangan khas Timur Tengah itu. Saya sendiri membawa tas berisi dua kotak plastik. Mengurangi penggunaan kantong plastik dan Styrofoam.
Satu kotak diisi nasi berempah ditambah telur dadar. Satunya lagi dengan sayap ayam goreng.
Pak Malik membuka rahasia pembuatannya.
Nasi ditanak bersama kaldu daging sapi (versi lain memakai kambing), santan, dan sedikit susu full cream (pengganti susu kambing). Daging sapi diiris tipis-tipis, digoreng kering, lalu dicampurkan ke dalam nasi setengah matang. Sambil dibubuhkan margarin (pengganti minyak samin).
Mumpung penjual senang bercerita, saya mengorek lebih jauh tentang bumbu-bumbunya.