Ketika tidak tersedia menu sarapan di rumah, menemukan makanan dalam radius satu kilometer amatlah mudah.
Ada empat atau lima pedagang bubur ayam. Beberapa penjual nasi uduk, bihun/mi goreng, lontong sayur, dan gorengan. Namun penjual terdekat, warung Ema, penyedia aneka pilihan menu sarapan pada hari itu tutup.
Pemilik warung sibuk, menjelang peringatan seratus hari almarhumah putri kandungnya.
Baca juga: Sudah Sarapan di Rumah, tapi Jajan di Warung
Saya mencari alternatif makanan lain. Lagi pula, bubur ayam, nasi uduk dan kawan-kawan sudah sering disantap.
Tapi apa ya?
Jalan kaki menuju SPBU, saya melihat sebuah sepeda motor dimuati berbagai kotak berisi makanan. Spanduk dan poster di sekelilingnya berkata:
Nasi Kebuli Daging Sapi, Abu Malik
Yeah! Menu ini patut dicoba. Jarang-jarang nih.
Kalaupun ada, cukup jauh letaknya. Di sebuah perkampungan warga keturunan Timur Tengah, terletak di Kawasan Empang, Bogor.
Menurut penuturan penjualnya, Pak Malik, kedai buka dari jam setengah enam pagi.
“Tutup sak habisnya. Biasanya jam sembilan. Paling telat, jam sepuluh pagi.”