Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Life Hack Pilihan

Cara Membedakan antara Pesan Penipuan dengan Pesan Sungguhan

5 Oktober 2021   19:57 Diperbarui: 5 Oktober 2021   20:35 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pesan penipuan via SMS (dokumen pribadi)

Beberapa hari lalu, masuk sebuah pesan WA dari nomor takdikenal ke telepon genggam. Khawatir atas penipuan dengan modus semacam itu, saya mengabaikannya. Namun tidak menghapusnya.

Selang sekian jam, menjelang Maghrib, barulah saya menelisik isinya.

Dengan menyebut nama saya, ia memperkenalkan diri sebagai B***s dari Penerbit Buku Kompas (PBK), menyatakan bahwa saya terpilih sebagai penerima merchandise. Hal itu menimbang frekuensi kehadiran saya dalam webinar Ngobrol Bareng Komunitas Penulis dan Editor PBK (KP-PBK).

Menyimak penyampaian santun dengan identitas jelas, keraguan saya seketika sirna. Memang, beberapa bulan terakhir saya sering mengikuti acara dua-mingguan tersebut.

Kerisauan berkeliaran dalam benak, kira-kira mau dapet merchandise apa? Kaos? Mug? Kalender?

Saya yang tidak berhasil menebak, lalu mengirimkan konfirmasi, berupa nama dan alamat lengkap kepada nomor takdikenal itu. Wis, ilang-ilangan dah!

Tidak ada jawaban. Balasan belum dibaca. Akhirnya, pesan itu saya hapus. Lupakan saja. Habis perkara.

Keesokan paginya, beberapa menit setelah pukul delapan, ndilalah sebuah pesan WA masuk. Dari nomor takdikenal lagi.

Isinya memaklumkan, "terima kasih atas balasan. Merchandise segera dikirim dari Pal Merah, mohon konfirmasi apabila barang telah sampai."

Aha! Saya senang. 

Tidak lagi memedulikan kiriman apa yang akan tiba, penting keyakinan tumbuh. Pesan itu dikirim oleh pihak kompeten, PBK sebagai bagian dari Kompas Gramedia Group.

Dua hari setelah percakapan terakhir, kiriman datang, berupa bungkusan plastik berlogo KG Group. 

Paket saya foto untuk segera dikirim, ke nomor takdikenal yang telah saya simpan dalam daftar kontak. Taklama muncul balasan, menyampaikan rasa terima kasih.

Rupa-rupanya saya terlalu curiga pada awal. Takut modus pesan penipuan. Ternyata kali ini adalah pesan sungguhan.

Dari pengalaman di atas saya belajar membedakan antara: pesan penipuan dengan pesan sungguhan (serius) yang dapat dipercaya.

Beberapa ihwal perbedaan tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Pesan penipuan cenderung dikirim melalui short message service (SMS), dengan mencatut institusi terkenal.
  2. Pesan penipuan, biasanya, menggunakan bahasa alay atau kata yang disingkat.  
  3. Pesan penipuan menyertakan nomor telepon balasan berbeda, dengan nomor pengiriman yang tidak dapat dihubungi. Belakangan, ia juga mengirimkan tautan.
  4. Pesan sungguhan menyatakan nama jelas pengirim dan lembaga, di mana kita sering atau pernah berinteraksi.
  5. Pesan sungguhan menyebutkan nama lengkap penerima (sebelumnya, nama lengkap saya telah terdaftar pada institusi dimaksud).
  6. Pesan sungguhan menanggapi pesan balasan dengan bahasa santun.

Itulah cara-cara mudah membedakan antara pesan penipuan dengan pesan sungguhan. 

Di atas segalanya, diperlukan ketelitian dalam menyimak dan menyikapi, ketika menerima SMS atau WA.

Sebaiknya kita tidak langsung memercayai isinya begitu saja. Sebaliknya, juga jangan mengabaikan atau menghapusnya tanpa membaca isi dengan saksama. Siapa tahu penting?

Oh ya, hampir lupa. Apa sebetulnya isi paket dari KG Group itu? 

Buku Warisan Sang Pemula (dokumen pribadi)
Buku Warisan Sang Pemula (dokumen pribadi)

Buku Jalur Rempah Nusantara (dokumen pribadi)
Buku Jalur Rempah Nusantara (dokumen pribadi)

Ternyata dua buah buku keren terbitan Penerbit Buku Kompas, yaitu:

  1. Warisan Sang Pemula, mengulas tentang jejak langkah Jakob Oetama.
  2. Jalur Rempah Nusantara, mengisahkan aroma Nusantara pemikat dunia, disusun sebagai Laporan Jurnalistik Kompas.

Apa isinya?

Saya harus merobek bungkus plastik dan, sebaiknya, sesegera mungkin membacanya. Demikian, agar kelak saya dapat menceritakan isinya kepada sidang para pembaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Life Hack Selengkapnya
Lihat Life Hack Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun