Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Puing yang Bikin Pusing

11 Agustus 2021   07:59 Diperbarui: 11 Agustus 2021   08:06 2199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seusai melakukan rehabilitasi rumah, teronggok puing bekas bongkaran bagian-bagian bangunan lama. Ia merupakan "sampah" padat yang sudah tidak terpakai lagi dan tidak ada ruang di sekitar rumah yang perlu diuruk. Mau tidak mau harus dibuang ke luar.

Ke mana membuangnya?

Kadang ada tulisan "menerima buangan puing" di suatu tempat, tetapi saat diperlukan, lahan semacam itu tidak ketemu atau tidak lagi menampung puing.

Selain puing berupa bongkahan, terdapat pula potongan-potongan kayu lapuk.

Tumpukan potongan kayu di halaman (dokumen pribadi)
Tumpukan potongan kayu di halaman (dokumen pribadi)

Tiadanya tempat butuh diuruk dan pembuangan kayu lapuk, maka ia menjadi persoalan tersendiri yang memusingkan kepala. Bayangkan, sekitar 3 meter kubik puing dan 2 meter kubik kayu potongan mesti disingkirkan, entah ke mana.

Tidak mungkin kan ditimbun begitu saja di halaman? Atau, barangkali ada proyek butuh puing untuk urukan?

Jumlah 3 kubik terlalu sedikit untuk keperluan urukan di proyek. Lagi pula, proyek pemerintah tidak membolehkan urukan yang berasal dari puing. 

Kenapa?

Proyek memprioritaskan tanah asli, yaitu tanah bekas galian setempat sebagai bahan urukan. Asalnya sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun