"Hah?"
"Iya, garasi mobil-mobil balap dan tempat istirahat para pembalap."
"Tapi...," aku ragu-ragu.
"Jangan khawatir, aku barusan nelpon teman yang meliput acara balap. Lewat dia kita bisa masuk ke Paddock."
Bagai kerbau dicocok hidung, aku mengikuti Niko kembali ke parkir, lalu membawa mobilnya ke terowongan menuju Paddock. Di sana sudah menunggu temannya yang menenteng kamera profesional.
Setelah berkenalan, mereka mengajak masuk lebih dalam, sambil bercerita seputar acara balap mobil. Mereka demikian fasih, memiliki pengetahuan mendalam tentang seri balap mobil. Niko dan temannya berapi-api menerangkan kepadaku. Aku terdiam membisu mengikuti mereka.
Perasaanku tidak enak. Gelegar di dada makin kuat. Aku berusaha menenangkan diri saat mendekati Paddock.
Terlihat aneka mobil balap ditempeli berbagai stiker sponsor terparkir dengan rapi, menunggu giliran kompetisi. Di atas garasi, terdapat ruang istirahat pembalap berpendingin udara. Ruangan ideal untuk menonton balapan.
Di depan garasi terdapat tempat duduk di bawah payung warna-warni, tempat bersantai para kru, mekanik, dan kadang kala para pembalap. Terlihat dua pembalap --kelihatan dari baju balap yang dikenakan-- sedang berbincang serius.
Salah satunya menoleh dan terperanjat memandang kami, "hey! Ke mana saja elu)*? Lama gak kelihatan? Sudah pensiun, bukan?"
Niko dan temannya saling berpandangan. Tercengang.