Tetangga sebelah mengirim sampel kopi es. Rencananya, ia akan berjualan kopi secara online selama masa kerja dari rumah (WFH). Diketahui, pada masa kini internet menyediakan ruang takterbatas untuk menumbuh-kembangkan usaha rumahan.
Saya pun pernah jatuh bangun menjalankan usaha rumahan, dari mulai kegiatan pemasokan beras hingga usaha pengadaan barang jasa level UMKM. Sekarang tidak lagi, karena kondisi fisik tidak memungkinkan untuk meneruskannya.Â
Entah nanti, bila ada konsep kuat yang dapat saya terapkan.
Ringkasnya, saya akan membagikan pengalaman usaha rumahan pada masa lampau. Barangkali berguna untuk diterapkan pada masa kini.
Disarikan dari berbagai sumber, usaha rumahan mengacu kepada kegiatan usaha yang sebagian besar menempati rumah pemilik usaha. Bukan tempat usaha khusus yang harus disewa, dirancang khusus, atau dengan izin industri tertentu.Â
Maka pemilik bisnis memusatkan kegiatannya pada tempat tinggalnya, kecuali aktivitas yang bersifat lobbying maupun marketing.
Bisnis rumahan meliputi jenis usaha yang luas, yaitu:
- Toko peracangan yang menjual bahan kebutuhan sehari-hari.
- Warung penyedia makanan atau usaha kuliner.
- Usaha pengadaan barang dan jasa skala UMKM (umumnya berbentuk CV) yang dibolehkan untuk berdomisili di rumah/pemukiman.
- Industri kerajinan rumahan (home industry)Â yang diizinkan oleh ketentuan.
- Usaha toko dan F&B online, memasarkan produk pihak lain (affiliate marketer), penulis, menjual jasa/keahlian daring, dan sebagainya.
Artikel ini tidak akan menerangkan tata cara atau proses pembuatan masing-masing usaha tersebut di atas, tetapi lebih kepada kemampuan dan kemauan dasar yang diperlukan untuk membangun bisnis rumahan. Tanpa itu, proses pembentukan usaha rumahan menjadi sia-sia.
1. Menetapkan Niat Kuat.Â
Merupakan landasan utama untuk tumbuhnya kegiatan usaha, bukan cuma karena ikut tren atau ajakan teman. Niat tersebut lahir dari adanya peluang dan keinginan untuk mendapatkan nafkah secara sah.
2. Merakit Konsep Matang.Â
Konsep usaha matang merupakan patokan dalam menjalankan usaha, disusun berdasarkan hasil pemikiran panjang, pertimbangan logis, dan dukungan keluarga. Tanpa konsep matang, usaha akan mudah tumbang.
3. Menguatkan Mentalitas Usaha.Â
Setiap usaha pasti mengalami jatuh bangun. Tidak setiap saat untung terus. Kesiapan menghadapi turbulensi ini sangat penting, di mana kemauan dan kemampuan kita dalam menangani permasalahan usaha setiap saat akan diuji.
Berapa lama? Entah, tiap-tiap orang akan menghadapi kasus berbeda. Menguatkan mentalitas mutlak diperlukan bagi mereka yang akan membangun usaha rumahan.
4. Menyingkirkan Gengsi.Â
Apapun usaha berikut skalanya tidak membuat kita gengsi. Tidak gengsian. Lupakan sinisme orang, jalankan usaha dengan gembira. Berapapun hasilnya, patut disyukuri. Yang penting halal.
5. Menyiapkan Modal.Â
Bagaimanapun modal adalah penting, meski ia bukan kendala utama. Sebelum memulai usaha, dihitung dulu kecukupan modal agar bisa bekerja, juga sumber-sumber perolehan modal.
Bila perlu, bisa memanfaatkan angel investor dari kerabat dan sahabat. Niat kuat dan konsep matang yang gamblang akan memberikan keyakinan kepada pemilik modal.
Baca juga:Â Selain Angel Investor, Hal Ini Juga Membantu UMKM
6. Konsisten dalam Berusaha.Â
Jatuh bangun usaha ibarat menaiki roller coaster, kita harus memiliki jantung yang kuat. Selain itu, kita menjalankan usaha dengan konsisten berlandaskan patokan-patokan di dalam konsep yang telah dibuat.Â
Jangan mudah terpancing iming-iming bisnis lain yang menawarkan keuntungan lebih besar.
7. Berdoa, memohon petunjuk dan arahan kepada sang Pemilik Rezeki.
Demikian kiranya, 7 cara dasar yang diperlukan untuk membangun usaha rumahan yang perlu diketahui. Masing-masing kiat atau strategi dapat dikembangkan lebih jauh, tergantung kemampuan dan kemauan dimiliki.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H