"Mi, bikin sendiri atau beli?"
"Beli di pasar," jawab penjual dari balik masker sembari meracik
"Oh, kelihatan bagus," saya menukar sebungkus mi ayam dengan uang Rp 12 ribu.
"Ini tidak pakai pengawet. Terima kasih, ya Mas."
***
Membuat olahan populer ini tidak melulu harus dengan membuat mi sendiri. Proses produksi "mi buatan sendiri" membutuhkan waktu dan energi ekstra.
Belum lagi upaya uji coba untuk mendapatkan kualitas produk diinginkan. Lain soal bila menyalurkan hobi memasak atau sekadar eksperimen bagi penggemar foodie.
Namun bagi mereka yang ingin bisnis mi ayam, menghasilkan mi buatan sendiri akan menyita waktu yang berpengaruh terhadap lamanya berjualan. Pilihan mudah memulai usaha mi ayam adalah dengan membeli mi sudah jadi.
Di daerah Sukabumi dan Bogor pembuat mi semacam ini berada di sudut tertentu pasar. Lapak-lapak dan toko-toko tersebut menyediakan bahan-bahan bagi pedagang mi ayam dan bakso.
Di dalamnya akan kita temui:
- Pembuat mi menggunakan mesin dalam produksinya, dengan beragam kualitas.
- Lapak ayam segar khusus untuk bahan mi ayam dan bakso yang bisa dibeli terpisah antara daging dan tulangnya (rongkong).
- Sayur sawi (caisim), cabai, merica, daun bawang, seledri, aneka kecap dan saus.
- Peralatan berdagang mi ayam dan bakso (buleng, saringan, sendok kuah, sumpit, bos, dan lain-lain).
- Juga tersedia daging bakso, balungan (tulang), dan tetelan dengan harga khusus serta lapak penggilingan bakso.
Pokoknya sudut tersendiri itu merupakan one stop shopping bagi pedagang mi ayam dan bakso. Barangkali kondisinya bisa berbeda di tiap-tiap kota.