Sah-sah saja. Mungkin, orang tua tunggal itu menerapkan prinsip menurut Kotler: penjualan adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi-pribadi, serta dipersuasikan oleh penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang ditawarkan (dikutip dari: Rogi Gusrizaldi dan Eka Komalasari dalam Jurnal Valuta Vol 2 No 2, Oktober 2016, 286-303).
Tidak sampai dua bulan, kacamata baru lenyap entah di mana. Namanya juga lupa, ya pasti tidak ingat. Bagusnya, kacamata lama tersimpan dengan cermat, meski disebut buruk oleh wanita pemilik toko optik. Kacamata lama saya gunakan lagi, sampai saat terjatuhnya dan ambyar.
Anak muda pemilik toko optik kecil, tempat saya akan mengganti kacamata, sedikit berbeda pendapat dengan wanita pemilik toko optik di mal. Pria muda itu menawarkan solusi menyenangkan bagi saya sebagai calon pembeli.Â
Dalam berdagang, ia tidak melulu berorientasi kepada penjualan produk sebanyak-banyaknya. Akan tetapi memberikan pelayanan yang berlandaskan kepada manfaat bersama, pembeli maupun penjual.
Apa yang dapat dimanfaatkan atau dimaksimalkan, agar digunakan terlebih dahulu. Frame kacamata lama yang masih kekar dan dinilai layak, dapat dipasang lensa beling yang relatif berat dibanding yang terbuat dari plastik.
Artinya, saya hanya membeli lensa tanpa mengganti frame baru. Suatu penghematan signifikan bagi saya. Tahu sendiri kan, harga gagang yang sesuai dengan lensa beling/kaca?
Pada sisi pedagang, keuntungan masih bisa diperoleh dari hasil penjualan lensa supersin, kendati perputaran persediaan frame (turn-over) lambat. Namun ia mendapatkan reputasi atas pelayanan baik. Penjualan yang menawarkan jalan keluar bagi pelanggan.
Dengan demikian, kerangka berpikir itulah yang menarik perhatian saya untuk memilih opsi nomor tiga, yaitu membeli lensa baru jenis supersin terbuat dari beling, yang akan dipasang pada frame lama. Pemesanan itu butuh waktu, sehingga saya memerlukan kacamata sementara, dengan mengambil pilihan nomor satu: membeli kacamata siap pakai berharga Rp 30 ribu dengan lensa dan gagang plastik.
Meski kacamata baca ambyar, saya memperoleh solusi segar yang menggembirakan dompet.
Dalam jangka panjang, cara-cara pemasaran itu dapat menjadi menjadi ciri khas yang menguntungkan bagi toko optik kecil tersebut.
Sekian.