Mengatasi Kebotakan dengan Hasil Hemat dan Seksi

KEDUA. Berkunjung ke tukang cukur untuk memotong habis rambut, menyisakan kurang dari setengah sentimeter saja. Bahkan, terkadang tidak menggunakan sepatu pengukur alias tanpa ukuran. Namun saya tidak lantas mencukur klimis kepala. Repot! Dua hari sekali mesti dibersihkan ulang dengan pisau cukur.

Dengan menggunduli kepala, banyak keuntungan yang saya dapatkan, yaitu;

1. Hemat shampoo, karena tidak perlu keramas setiap hari, kecuali malam sebelumnya, ergh, nganu .... Juga, hanya memerlukan sedikit cairan dalam aplikasinya.
2. Jadwal cukur atau potong rambut lebih panjang, dari biasa sebulan sekali menjadi dua sampai tiga bulan.

Ngirit kan? Lho, tapi hasil yang membuat seksi, mana?

Dengan potongan rambut super pendek, saya merasa kok ya berpenampilan lebih keren, glowing, dan menggoda daripada sebelumnya.

Saya pun lebih bebas bergaya muda. Waktu itu, ke kantor berkostum celana jin, hem berwarna cerah atau putih ditutup blazer hitam atau kulit, sepatu Boots atau sneaker, dan gak pakai dasi. Kalaupun memakai dasi, cukup dipasang asal. Pokoknya berpenampilan casual, segar, dan muda.

Terbukti, para staf wanita memuji penampilan baru itu. Sebagian memuja. Mulut-mulut ternganga menegaskan kekaguman kepada penampilan yang lebih seksi. Untungnya hal itu tidak menjadi godaan.

Jadi, rontok rambut permanen atau botak yang diturunkan dari pendahulu kita bukanlah suatu bencana. Tidak usah panik. Tidak perlu merasa runtuh rasa percaya diri. Atasi dengan mencukur rata, rapi, dan sangat pendek agar menyamarkan kebotakan.

Secara volume dan longitudinal, pemakaian shampoo serta perawatan rambut lebih hemat, dibanding mereka yang gondrong. Banggalah menjadi botak. Sebab ia adalah anugerah yang bila dirawat dengan tepat, akan membuat penampilan menjadi seksi.

Asalkan tidak disalahgunakan untuk memikat wanita-wanita muda, bagi mereka yang telah berkeluarga. Gak baik itu.

Rujukan: 1