Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Enam Nol Nol Nol Satu Nol Nol Nol Nol Nol

7 Juni 2021   07:57 Diperbarui: 7 Juni 2021   08:03 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mengambil uang melalui mesin ATM oleh Peggy_Marco dari pixabay.com

Lebih baik saya memasrahkan kepada teman yang membutuhkan. Lalu saya membeli mobil baru. Kepalang tanggung.

Ya. Membeli mobil gres dari diler. Sedan? Bagus juga, sedan mewakili penampilan orang kaya. Eh, tapi sedan akan kesulitan melewati jalan meliuk, berlubang, dan berbatu ketika dibawa mudik.

Jangan. Kalau begitu jangan. SUV mewah saja yang memiliki ground clearance dan kemampuan menjelajahi berbagai medan. Tidak terlalu mahal. Dengan 300 juta sudah mendapatkan SUV dari merek terkenal.

Kemudian angan saya terlempar kepada tempat tinggal mungil yang berada di dalam gang.

Sebentar. Timbul rasa iba, ketika mengingat keadaan rumah yang nyaris runtuh. Baiknya saya segera merenovasi dan mempercantiknya.

Tidak, tidak. Tidak demikian!

Lebih baik saya menjualnya, mengganti dengan rumah di perumahan semi real estate. Hunian nyaman yang bercerita tentang peningkatan derajat. Saya rasa, 300-400 juta cukup untuk menebus tempat tinggal semacam itu.

Enam nol nol nol satu nol nol nol nol nol lebih baik dikelola dengan penuh kehati-hatian.

***

"Pah, kenapa pulang cepat?"

"Saya, saya..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun