Biji klerek (lerak, lamuran, rerek) mengandung saponin, yaitu penghasil deterjen alami yang dapat membersihkan kotoran pada pakaian putih. Ia juga baik digunakan untuk mencuci batik. Bau wangi yang khas merupakan nilai lebih.
4. Kelantang
Atau menjemur pakaian setelah dicuci di bawah matahari. Sinar terang tersebut dipercaya dapat memutihkan pakaian, dengan memecah ikatan kimia dalam noda. Biasanya, pakaian diletakkan di atas rerumputan. Digantung pada tali jemuran, juga boleh. Asalkan jangan terlalu jauh menjemurnya. Pakaian bisa raib.
5. Meneteskan air jerukÂ
Teteskan perasaan jeruk nipis atau lemon di atas noda tinta pada pakaian. Bila noda cukup luas, rendam pakaian dalam campuran air panas dan perasan jeruk secukupnya. Setelah itu, pakaian dicuci dengan prosedur seperti biasa.
6. Memakai Blau
Untuk pakaian lungsuran yang sudah berwarna putih tua (bs. Jawa: bulak alias berwarna kekuningan, karena sudah usang), sebaiknya dicelup ke dalam larutan Blau, setelah dicuci.Â
Dulu, blau berbentuk kubus banyak tersedia di warung sekitar rumah. Pakaian akan kembali cemerlang. Pakaian putih akan memantul kebiruan, saat ditimpa sinar matahari.
Zaman sekarang, bahan pembersih dan cara mencuci pakaian putih jauh lebih beragam.
Bisa jadi anak SD era internet tidak mengenal mencuci sendiri, banyak tempat laundri tersedia. Bisa jadi juga, para pengguna gawai itu tidak mengenal buku dan pakaian lungsuran.
Demikian informasi sekilas, 6 cara merawat pakaian pada zaman dulu, terutama yang berwarna putih, agar awet dan nyaman digunakan, kendati merupakan barang lungsuran.