Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Mengolah Rasa, Bukan Hanya Milik Pujangga dan Perupa

28 Mei 2021   07:57 Diperbarui: 28 Mei 2021   07:59 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mengolah rasa dengan memasak, Photo by Elle Hughes from Pexels

Katanya, mengolah rasa menjadi karya adalah milik seniman, pujangga, penggubah, dan perupa.

Ungkapan patah hati, sedih, dan perih konon menghasilkan puisi sendu dalam diksi-diksi pilu. Rasa senang menghasilkan nada-nada riang. Nestapa membuat kanvas disesaki warna-warna lara penuh duka.

Gejolak emosi dan geliat rasa menghasilkan karya seni yang menjadi muara katarsis bagi penikmatnya.

Namun tahukah Anda? 

Ternyata ada keterampilan yang memerlukan rasa, emosi, dan keinginan berbagi dalam proses penciptaannya. Juga bisa dianggap sebagai salah satu bentuk seni.

Ya. Keterampilan memasak. Kemampuan yang membutuhkan rasa dalam mengolah. Karya ciptanya pun dianggap memiliki nilai seni.

***

Di keluarga besar dan kalangan teman-teman saya dianggap "jago" masak. Dengan bahan apa pun, dapat dihasilkan masakan enak untuk dinikmati bersama. Keterampilan tersebut tidak diperoleh begitu saja dalam waktu singkat, tetapi butuh pengalaman puluhan tahun.

Awalnya, saya memasak karena didorong kehendak kuat merasakan makanan enak dalam keterbatasan. Maksudnya, ketika ingin menjajal hidangan restoran, apa daya isi dompet mepet. Maka, dengan bahan seadanya saya mengolah bahan-bahan menjadi masakan.

Aktivitas tersebut lebih intens dilakukan, ketika indekos. Sendiri, sepi, tanpa pujaan hati. Bukan hanya masak mi instan, tapi saya niatkan untuk membuat masakan yang lebih sehat, bergizi, enak, dan murah.

Dalam perjalanan, kawan-kawan kos ikut "saweran" belanja bahan dan perlengkapan memasak. Karena sudah menyangkut orang lain dengan berbagai selera, maka saya berusaha mendedikasikan rasa, seni, dan keinginan berbagi dalam proses pengolahannya.

Keterampilan tersebut semakin bertambah, ketika saya mengelola bisnis kafe, yang notabene berhubungan dengan pengolahan makanan dan minuman berkelas. Chef dan para cook (juru masak) berbaik hati membagikan resep, seni mengolah, dan trik menghasilkan hidangan lezat.

Oh ya, standar restoran internasional tidak memperkenankan penggunaan MSG berlebihan dalam masakan. Tidak heran, di dapurnya tidak bakal ditemukan bahkan sebutir micin. Paling pol, mereka menggunakan beef/chicken powder seperlunya. Selebihnya, para juru masak itu menggunakan kaldu sapi atau ayam (beef/chicken stock) buatan sendiri.

Dari itulah saya belajar membuat masakan enak tanpa bahan penyedap buatan (micin). Menurut mereka, seni tertinggi dalam mengolah makanan, ketika mampu menghasilkan hidangan lezat tanpa menggunakan micin.

Demikian, kemampuan dan ketrampilan dalam memasak semakin berkembang. Juga semakin disukai oleh keluarga dan teman. Padahal sejatinya saya bukan chef, cook, atau tukang masak. Mengolah makanan pada kesempatan berkumpul saja.

Memasak menjadi salah satu hobi saya untuk memberi kesenangan bagi banyak orang.

Mengenai proses memasak untuk menghasilkan hidangan yang menggugah selera banyak orang, saya berpendapat, bahwa memasak adalah:

  1. Mengolah Rasa. Tiada takaran dan patokan baku, hanya semata-mata diperlukan rasa dalam mengolah masakan.
  2. Menyajikan Tampilan. Hasil dan pengajian hidangan ditata sedemikian rupa agar menarik. Penampilan elok dapat menggugah selera.
  3. Menggubah Aroma. Sejak mengolah bumbu sampai mencapai hasil, aroma masakan yang menguar akan menggubah selera calon penikmatnya.
  4. Kehendak untuk Berbagi. Memasak adalah berbagi cinta, kegembiraan, dan kebahagiaan kepada orang lain. Tanpa itu, dijamin hasil masakannya tidak dapat memenuhi selera orang banyak.
  5. Menurunkan Ego. Memasak untuk orang lain bermakna sebagai jalan menurunkan selera sendiri, kemudian mengutamakan selera orang banyak.

Baca juga: Kalkulasi Selera agar Bisnis F&B Berjaya

Dengan demikian, proses memasak, untuk menghasilkan karya berupa hidangan lezat bagi banyak orang, merupakan salah satu bentuk mengolah rasa juga.

Mengolah rasa yang tidak melulu dimiliki oleh para seniman, pujangga, penggubah, dan perupa. Selain rasa, memasak adalah seni yang melibatkan: keindahan, aroma, selera, dan cinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun