Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Tahap Penting Sebelum Mengikuti Persiapan Tes TOEFL

27 Mei 2021   10:55 Diperbarui: 27 Mei 2021   19:22 767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sulitnya mengikuti Tes TOEFL oleh JESHOOTS-com dari Pixabay

Bagi sebagian orang, menembus tes TOEFL dirasa sulit. Butuh pelatihan atau persiapan tersendiri untuk itu. Namun dengan melampaui tahap atau melakukan langkah penting di bawah ini, dapat memberikan pemahaman terhadap Bahasa Inggris secara menyeluruh. Pemahaman yang akan memudahkan peserta dalam mengikuti persiapan tes TOEFL.

Salah satu syarat untuk melanjutkan sekolah dI negara-negara berbahasa Inggris adalah mengikuti ujian bahasa setempat, bagi mereka yang bukan penutur asli (native) bahasa Inggris.

Test of English as a Foreign Language (TOEFL) merupakan tes diperlukan untuk mengikuti kuliah di Amerika Serikat, Kanada, dan negara-negara lain yang menggunakan bahasa Inggris dalam kegiatan belajar mengajar.

Lainnya adalah International English Language Testing System (IELTS), dengan sedikit perbedaan pada logat, ejaan, dan idiom. TOEFL menggunakan American English, sedangkan IELTS British English. Umumnya, tes IELTS digunakan untuk memasuki lembaga di negara Inggris, Australia, dan Selandia Baru.

Kadang, tes TOEFL atau IELTS disyaratkan oleh institusi tertentu, semisal: lembaga pemerintah, swasta, dan program beasiswa.

Ujian TOEFL sendiri diadakan oleh kantor Educational Testing Service (ETS) untuk semua peserta dari seluruh dunia. Tempat kursus maupun menguji kemampuan TOEFL yang ditunjuk ETS banyak tersedia di berbagai kota. 

Rekomendasi lembaga tersebut dapat dengan mudah ditemukan di mesin pencari. Waktu dibutuhkan untuk menguasai materi ujian TOEFL sekitar tiga bulan.

Di dalam lembaga kursus itu diajarkan:

  1. Tata Bahasa. Mengenal grammar yang merupakan dasar untuk mengerti Bahasa Inggris (structure).
  2. Membaca Cepat. Memilih dan memilah paragraf yang diperlukan untuk mendapatkan informasi penting dalam waktu singkat (Skim and Scan).
  3. Mendengarkan. Fokus kepada apa yang ditanyakan dan pilihan jawaban (listening).
  4. Memperbanyak Kosakata (vocabulary) dengan banyak membaca literatur dan mendengarkan percakapan berbahasa Inggris (listening and reading).
  5. Mempelajari Expressions dan Idioms, yaitu frasa atau kalimat kiasan yang akan berbeda makna, bila diterjemahkan satu persatu kata. Seperti, "that was close!" Sebuah idiom yang bermakna: "hampir saja (tadi) terjadi satu hal buruk."

Singkatnya, melalui kursus dan pelatihan itu dipelajari: Structure, reading, listening, dan perbanyakan vocabulary.

Pada dasarnya, saya bukan pengajar Bahasa Inggris, karena bukan guru. 

Pun tidak pernah mengikuti pelatihan TOEFL atau kursus bahasa Inggris bersertifikat. Hanya sekali mengikuti ujian TOEFL dengan hasil lumayan, pada suatu ketika. Dulu.

Namun sekali seumur hidup saya mengikuti les bahasa Inggris semi privat, yang diikuti oleh hanya tiga peserta. 

Pertimbangannya, pada waktu itu bobot mata pelajaran Bahasa Inggris tingkat SMP lebih berfokus kepada pengenalan structure. Kemampuan listening, reading, dan mengenal kosakata dirasa sangat kurang.

Pengajar les adalah seorang WNI, bukan native speaker berbahasa Inggris. Pengalaman sekian tahun di negara persemakmuran telah membentuk kekuatan Ibu itu dalam berbahasa Inggris.

Hasil pengajarannya tidak luntur, melekat kuat pada ingatan sampai saat ini, kendati saya sudah sangat jarang bertutur dalam bahasa Inggris.

Selain mengajarkan tentang structure, listening, reading, dan vocabulary, beliau melatih untuk:

  1. Hearing. Berbeda nuansa dengan listening yang berarti menyimak dengan pikiran, hearing merupakan proses kesadaran yang melibatkan rasa.
  2. Writing, yakni mengekspresikan gagasan dengan menuliskan dengan menggunakan nalar atau kerangka berpikir penutur asli bahasa Inggris.
  3. Speaking, mirip-mirip dengan writing, adalah membunyikan ide dalam bahasa Inggris agar orang lain mendengar dan mengerti. Awalnya berantakan, karena terkungkung oleh structure, tapi kemudian bisa lancar.
  4. Mempelajari Expressions dan Idioms. Dengan frasa dan kalimat yang tidak diajarkan di sekolah formal, penguasaan expression dan idiom sangat memperkaya kemampuan speaking, juga writing.
  5. Menuturkan Kembali. Murid membaca buku-buku bacaan berbahasa Inggris, bukan textbook, dan menceritakannya kembali dalam bahasa Inggris di depan audiens.
  6. Practice English Everyday. Kegiatan ini yang paling menarik. Guru les mengadakan acara, seperti makan bersama, dengan tatacara dan kebiasaan dalam kultur masyarakat berbahasa Inggris. Melalui praktik itu, peserta mengenal langsung: nama alat makan, nama makanan minuman, urutan makan, dan segala hal yang lumrah dibicarakan sebelum, selama, dan sesudah makan. Semuanya berbicara dalam bahasa Inggris.

Proses les itu cukup panjang. Lebih dari tiga bulan. Tahap pengenalan dan pengalaman berbahasa Inggris itu dilakoni selama setahun.

Les semi privat itu hanya satu-satunya kursus bahasa Inggris yang pernah saya ikuti. Tidak bersertifikat pula.

Akan tetapi, ilmu dan pelajaran  bahasa Inggris yang diberikan oleh Ibu itu melekat kuat di ingatan saya sampai dengan SMA. 

Bahkan kemampuan itu berperan besar untuk memahami textbook berbahasa Inggris pada saat kuliah.

Selain itu, beliau tidak hanya mengenalkan mengenai structure, listening, reading, vocabulary, hearing, writing, speaking, idioms, practice everyday, tetapi membawa kepada pemahaman tentang: cara berpikir (logic), kebiasaan, kultur, dan norma yang berlaku pada masyarakat asal bahasa Inggris.

Jadi, tahap penting dalam mengenal bahasa Inggris secara holistik adalah dengan mempelajari: structure, listening, reading, vocabulary, hearing, writing, speaking, idioms, practice everyday, serta nalar dan kultur di baliknya. Meskipun hal itu membutuhkan waktu relatif lama.

Menurut hemat saya, tahap itu krusial dan penting dilakukan, sebelum mengikuti pelatihan atau persiapan tes TOEFL. Demikian agar proses selama persiapan dapat berlangsung mudah.

Sumber rujukan: 1, 2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun