Namun yang saya anggap tidak lumrah, adalah unsur senioritas yang menjadi panglima. Chef dan manajer operasional merupakan senior dalam perusahaan, secara umur maupun peran dalam perusahaan.
Pada tataran manajemen harian, mereka merasa sebagai pemegang kuasa, orang yang paling tahu, dan semua orang di kafe harus tunduk kepada mereka. Termasuk juga para manajer lainnya yang notabene memiliki kedudukan dan kewenangan setara.
Mestinya tidak ada subordinasi di antara manajer, tetapi koordinasi.
Perhatian utama saya saat itu adalah, selain menjaga likuiditas juga mengindahkan pengelolaan keuangan yang lebih pruden menghadapi penjualan yang terus-menerus menurun.Â
Saya menilik secara menyeluruh atas performa keuangan dari sejak masa berdiri sampai saat itu, ditambah amatan terhadap kondisi biaya-biaya internal dan eksternal.
Atas dasar kenyataan itu saya menyampaikan fakta dan usulan sebagai berikut:
- Situasi persaingan semakin ketat, dengan bertumbuhnya usaha sejenis.
- Harga-harga tertera di menu tidak selaras dengan biaya langsung yang cenderung naik.
- Perlu pengurangan menu ditawarkan, mengingat beberapa produk sangat lambat perputarannya. Bahkan ada satu produk yang terjual hanya satu porsi dalam setahun.
- Mengefisienkan fasilitas diberikan kepada para manajer.
- Dan beberapa usulan dan rencana tindakan yang pada dasarnya lumrah dilakukan dalam mengelola keuangan, demi meningkatkan potensi profitabilitas perusahaan.
Pemaparan dalam rapat bersama manajemen, Direksi menanggapi dengan senang dan mereka menyerahkan penanganannya kepada saya.
Tidak demikian halnya dengan para manajer senior, Chef dan Manajer Operasional. Mereka menentang keras masukan saya. Segala dalih menunjukkan keengganan mereka terhadap perubahan. Mereka merasa nyaman dengan kondisi status quo. Dua orang yang berperan besar pada awal pendirian perusahaan itu berkeras dengan sikapnya.
Merasa senior dan berperan besar, dua manajer berusia di atas saya itu mulai menghasut seluruh karyawan agar meminggirkan saya. Dari itulah, saya baru mengerti, bahwa saya terjerembap di lingkungan kerja toksik.
Saya tidak mau menyerah begitu saja menghadapi situasi tersebut. Namun saya juga tidak mau bersikap frontal, yang akan berpotensi merusak suasana kerja secara keseluruhan. Tidak demikian.