Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Too Much Analyzing yang Mengganggu Konstelasi Organisasi

20 Mei 2021   09:59 Diperbarui: 20 Mei 2021   14:52 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi too much analyzing atau terlalu banyak pertimbangan oleh Jambulboy dari Pixabay.com

Setelah semua dirasa sempurna, kami memilih satu keluarga yang beristirahat dekat tempat kami duduk. Segala kekhawatiran sirna. Mereka adalah pribadi baik dan menyenangkan. Pertanyaan-pertanyaan sederhana dijawab dengan ramah. Kegiatan mingle dan pencatatan berlangsung setengah jam.

Segera setelah itu kami dengan semringah kembali ke gedung tempat kelas berada.

Kami tiba di depan pintu kelas, seratus pasang mata memandang tajam. Menyambut dengan kemarahan.

Instruktur berkebangsaan AS menjinjing koper bersiap-siap hendak kembali ke negaranya. Ia kesal. Kami berdua telah mengabaikan instruksinya. Tentang commitment. Tentang makna berorganisasi. Tentang efektivitas kerja kelompok. Dan tentang pemenuhan terhadap skala waktu ditentukan (to be on time)

Ternyata, empat jam kami berdua baru kembali. Satu jam melampaui waktu ditentukan.

Bagi instruktur bule, semua hal itu adalah kesalahan fatal. Tidak satupun dalih dan alasan (excuses) serta pengingkaran yang dapat diterimanya. Kecuali mengakui kesalahan (to admire) dan meminta maaf dengan sungguh-sungguh. Bukan kepadanya, tetapi kepada seluruh peserta dan panitia.

Instruktur menyebut kami berdua sebagai orang dengan gejala too much analyzing. Terlalu banyak pertimbangan.

Dalam penyelesaian tugas sederhana, menghitung segala kemungkinan agar kelak tidak terjebak di dalam skenario terburuk. Kami berdua dengan sempurna mewujudkan sikap kehati-hatian dan prudent berlebihan agar memperoleh hasil paling sempurna. Demikian seriusnya pertimbangan itu, sehingga kami berdua lupa untuk menghitung waktu.

Pelajaran dari peristiwa di atas adalah, berkomitmen terhadap hasil sempurna merupakan hal penting. Akan tetapi lebih penting lagi, bila berkomitmen terhadap waktu dan efektivitas kerja kelompok, baik kelompok kecil (kami berdua) maupun kelompok besar (organisasi kelas atau kerja).

Dengan demikian, too much analyzing atau terlalu banyak pertimbangan di dalam menghadapi sebuah situasi dapat merugikan, diukur dari efektivitas waktu. 

Too much analyzing, meskipun berbeda nuansanya dengan overthinking, akan menghambat potensi diri, terutama kerjasama tim di dalam kehidupan kerja. Ia dapat mengganggu konstelasi organisasi dalam worklife.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun