Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Begini Kiat Belanja Online agar Tidak Brutal Memarahi Kurir

19 Mei 2021   11:58 Diperbarui: 19 Mei 2021   14:12 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belanja Online (Sumber: shutterstock via kompas.com)

Adalah sebuah kebodohan mutlak ketika memarahi dan memaki kurir, karena barang pesanan tidak sesuai bayangan. Apalagi kemudian mengingkari kesepakatan, dengan tidak membayar pesanan sesuai metode COD.

Kekeliruan besar yang mestinya dapat dihindari, jika memiliki wawasan dan mengerti seluk beluk bisnis online melalui marketplace.

Dunia teknologi informasi berkembang pesat. Tumbuhnya marketplace di lingkungan internet merupakan kondisi yang harus diterima. 

Platform yang menjadi perangkat perantara bagi penjual dan pembeli itu merupakan kelaziman pada zaman kini.

Generasi kekinian menjadi terbiasa memanfaatkan kemudahan bertransaksi tersebut. Mau tidak mau, suka tidak suka, angkatan pendahulu --untuk tidak menyebut laskar old-- harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi tersebut.

Kendati tidak demikian sering melakukan pemufakatan melalui angin, saya beberapa kali menggunakan fasilitas marketplace dalam pengadaan barang.

Bahkan HP yang saya pergunakan pada saat ini diperoleh dari transaksi perdagangan online, menggantikan telepon genggam lama yang rusak. 

Dengan memanfaatkan review dari berbagai blog, saya memperoleh gambaran tentang smartphone yang masuk akal, menurut kebutuhan dan kondisi kantong saya.

Saya menggunakan wahana perdagangan daring dari Tokopedia. Tidak ada alasan spesifik ketika memilih platform tersebut, meski saya memiliki akun di Shopee dan Lazada.

Semula, saya anggap wadah berbasis teknologi itu adalah himpunan fasilitas penjualan barang dengan sistem rumit, sehingga timbul keengganan untuk mengetahuinya lebih lanjut. Lagipula pada saat itu saya lebih suka memilih, memilah, dan bertransaksi secara langsung. Seeing is Believing.

Namun pandemi telah mengubah cara pandang konservatif itu. Ditambah pula dengan kerusakan HP (gawai, telepon pintar) yang mendadak pada saat bersamaan. Setidaknya dua kondisi itu memaksa saya untuk mempelajari sistem operasi, arsitektur, interface, dan beberapa istilah di marketplace.

  1. COD atau cash on delivery adalah metode pembayaran yang disediakan oleh marketplace, di mana pembeli membayar secara tunai kepada kurir, setelah barang diterima di tempat.
  2. PO (pre-order) merupakan sistem pembelian untuk barang non-ready stock, di mana pembeli memesan dengan membayar uang muka untuk barang yang akan diproduksi secara custom maupun jumlah.
  3. BNIB (brand new in box) artinya barang baru dan masih dalam kemasan utuh tanpa cacat.
  4. OEM (original eguipment manufacturer) merupakan barang asli pabrikan, namun kemasannya sudah kurang bagus. Dulu saya kerap membeli sparepart/onderdil produk OEM yang biasanya merupakan barang lama dan langka.
  5. Dropshipper adalah penjual tanpa stok yang memasarkan barang milik pihak ketiga (pemasok) yang akan mengirimkannya kepada pembeli.
  6. Reseller, pekerjaannya serupa dengan dropshipper, namun memiliki stok barang untuk dijual kembali. Sedangkan reseller perlu modal untuk itu.
  7. Trusted seller adalah penjual terpercaya berdasarkan banyaknya pengakuan (testimoni) positif dari pembeli, juga biasanya memiliki rating tinggi.
  8. Pengiriman instan merupakan delivery barang dalam waktu cepat, biasanya berkisar 5 sampai 6 jam akan tiba di tempat pemesan.
  9. Sold out dan out of stock adalah istilah yang menyatakan barang sudah terjual habis dan barang tidak tersedia (persediaan habis).
  10. Ongkir, ya berarti ongkos kirim yang biasanya terlebih dahulu dihitung berdasarkan jarak, perusahaan kurir dipakai, berat barang, kecepatan kirim, dan sebagainya.

Sebetulnya masih ada lagi istilah yang digunakan. Dengan mudah istilah tersebut banyak diterangkan di dalam platform marketplace.

Tangkapan layar ibu-ibu yang memarahi kurir dari Twitter (dokumen pribadi)
Tangkapan layar ibu-ibu yang memarahi kurir dari Twitter (dokumen pribadi)
Setelah cukup memahami segala seluk-beluk, maka dengan tekad bulat saya menggunakan platform Tokopedia untuk membeli HP. 

Prosedur pemesanan secara persis saya lupa, tetapi secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut:

  1. Buka aplikasi dan masuk dengan akun yang sudah dimiliki. Jika belum ada, buat akun dengan cara mudah.
  2. Masukkan kode verifikasi yang dikirim ke SMS atau WA. Kode ini bersifat rahasia (for your eyes only).
  3. Ketik nama barang yang dicari di kolom "Cari di Tokopedia." Akan muncul beberapa pilihan barang dan penjual.
  4. Perhatikan testimoni dari pembeli yang dapat memberikan keyakinan akan reputasi penjual. Atau bisa juga memilih pemesanan melalui official store.
  5. Baca dengan saksama keterangan atas barang dikehendaki. Ketelitian, kejelian, dan kecermatan dalam membacanya akan menghindarkan kita dari kekecewaan.
  6. Setelah keyakinan diperoleh dan barang dirasa cocok berdasarkan keterangan yang tercantum, maka klik tombol beli. Jangan lupa sunting jumlah pembelian barang.
  7. Pilih juga perusahaan ekspedisi, jangka waktu pengiriman, asuransi (jika dikehendaki).
  8. Pada halaman berikutnya, terpampang jumlah pembayaran yang harus dilakukan, termasuk perinciannya.
  9. Untuk pembayaran, dapat dipilih metode pembayaran yang dikehendaki.
  10. Bayar sesuai dengan metode yang telah dipilih.
  11. Selanjutnya, Tokopedia akan memberitahukan proses atau perjalanan barang dipesan. Dari mulai konfirmasi ke penjual, pengepakan oleh penjual, pengiriman ke perusahaan ekspedisi, pengiriman barang, sampai dengan penyampaian pesanan oleh kurir.

Menurut pengalaman, proses tersebut memakan waktu 4-5 hari, tergantung waktu bayar dan pilihan kecepatan pengiriman.

Pada saat barang pesanan diterima di tangan, pengemasannya sangat bagus, sehingga barang elektronik (HP) tidak mudah terguncang. 

Ketika dibuka, keadaan dus masih utuh dengan segel plastik rapat. Semuanya lengkap sesuai dengan keterangan di dalam platform.

Pengalaman pertama tersebut, membuat saya lebih percaya diri dalam melakukan pembelian secara online melalui platform marketplace.

Namun demikian, tetap diperlukan kehati-hatian dan ketelitian dalam membaca keterangan atas barang dan memerhatikan reputasi atau testimoni dari pembeli. 

Kesalahan dalam menginterpretasinya adalah semata-mata kekurang-cermatan pembeli ketika meneliti penjual dan barang pesanan. Sama sekali bukan salah kurir atau pengirim barang.

Kurangnya wawasan dan pengetahuan tentang seluk-beluk belanja online melalui marketplace itulah yang membuat sebagian orang tega memarahi kurir, bahkan para hewan yang sedang mendengkur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun