Dengan napas lega, saya menginstruksikan kepada Manajer Operasi agar kafe berjalan seperti biasa, menyalakan lampu dan menghidupkan musik sesuai dengan standar.
Tidak butuh waktu lama, tamu berdatangan. Pengunjung membludak karena kafe di kawasan sekitar pada tutup, takut di-sweeping kelompok arogan tersebut.
Saya bersyukur, memiliki sahabat baik yang juga merupakan pengacara dari gerombolan yang hobinya sweeping tersebut.
Saya segera bersuci lahir dan batin, setelah mengalami kekalutan pada malam itu. Saya segera menyucikan diri dari hadas.
Menurut Syekh Maulana Muhammad Yusuf Al Kandahlawi di dalam kitab Muntakhab, bersuci merupakan separuh dari iman, karena iman merupakan sucinya hati dari syirik, sedangkan bersuci adalah sucinya tubuh dari hadas dan najis.
Setelah selesai bersuci secara lahir, saya berusaha menyempurnakan dengan bersuci secara batin.
Maka dengan tubuh, pakaian, dan berada di tempat yang bebas dari hadas dan najis saya melakukan Shalat Sunah, bersyukur atas rezeki yang dihadiahkan bagi seluruh pegawai kafe serta keluarganya.
Sumber rujukan:Â 1
Catatan: kisah di atas adalah cerita fiksi, selain kalimat dari sumber rujukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H