Sebentar lagi umat Islam menyambut hari kemenangan. Perayaan Idul Fitri akan lebih bermakna manakala mengikuti adab: melafalkan niat, membersihkan diri (mandi), memakai wewangian, menggemakan takbir, mengenakan pakaian baru. (Selanjutnya dapat dibaca di sini).
Terinformasi, beberapa hari belakangan pasar-pasar dan pusat perbelanjaan mulai disesaki pembeli dalam rangka menyongsong lebaran.
Menurut teman saya yang bekerja di perusahaan daerah pengelola pasar-pasar di wilayah Bogor, kenaikan jumlah pengunjung diperkirakan mencapai dua hingga tiga kali lipat dibanding biasanya.
Belum lama kompas.com mengabarkan, pada hari Sabtu (1/5/2021) dan Minggu (2/5/2021) pengunjung memadati Pasar Tanah Abang. Dalam insiden itu, gelombang manusia berbelanja dengan mengabaikan pelaksanaan protokol kesehatan.
Pembeli berdesak-desakan pada seluruh ruang perbelanjaan di Jakarta itu. Seruan petugas dan pedagang untuk menjaga jarak dan memakai masker, diabaikan oleh pengunjung pusat kulakan tekstil dan pakaian terbesar di Asia Tenggara tersebut.
Fenomena tersebut semakin memperlihatkan kendornya tingkat kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Sementara itu diketahui, bahwa tingkat kepatuhan akan berpengaruh langsung terhadap kenaikan angka kasus Covid-19.
Mudah-mudahan jangan sampai terjadi kluster baru, mengikuti insiden membludaknya pengunjung Pasar Tanah Abang tersebut di atas.
Kebiasaan berbelanja menjelang lebaran ditengarai menjadi faktor pemicu. Selain itu, setidaknya, ada dua hal yang mendorong peningkatan jumlah pengunjung pasar dan pusat perbelanjaan.
A.Seeing is Believing
Menyaksikan keberadaan barang yang akan dibeli dengan mata kepala sendiri merupakan kebiasaan dan kesenangan. Dengan itu, ia --juga saya---dapat merasakan, mencoba, dan membuktikan manfaat atau keunggulan barang tersebut.
Setahun lebih berlangsungnya pandemi Covid-19 mengantarkan kepada kejenuhan, sehingga sebagian orang malas menerapkan protokol kesehatan. Juga abai dalam menjaga jarak.
Menurut klikdokter, pandemic fatigue merupakan kondisi kelelahan fisik dan mental seseorang akan (dalam menghadapi-pen.) pandemi virus corona atau COVID-19.
Bagaimanapun, situasi pandemi mesti diwaspadai dengan serius. Menghindari kerumunan dan menerapkan protokol kesehatan merupakan kebiasaan baru yang patut diikuti.
Memperhatikan perkembangan tersebut, alangkah baiknya bila kita bisa bijak dalam memilih cara berbelanja.
1.Jauh Hari Sebelumnya
Sebelum pasar dan pusat perbelanjaan dipenuhi oleh terlalu banyak pengunjung, seyogianya berbelanja kebutuhan lebaran jauh hari sebelum lebaran, bahkan sebelum bulan Ramadan tiba.
Dalam keadaan itu, asas seeing is believing bisa berlaku.
2. Belanja melalui Marketplace
Dengan perkembangan teknologi, marketplace menjadi tempat perbelanjaan tanpa batas dengan pilihan amat beragam. Harganya pun relatif bersaing dengan pasar konvensional.
Namun demikian, tetap perlu berhati-hati di dalam: menentukan penjual terpercaya atau memiliki peringkat penilaian tinggi; cermat memilih barang menurut ukuran, bahan, pembentuk, kualitas, dan harga; mengamati waktu dibutuhkan untuk pengiriman.
3. Bersahaja dalam Menyambut Idul Fitri
Saya dan sekian banyak orang yang tidak memperoleh THR, boleh jadi, hanya bisa gigit jari untuk melakukan dua hal di atas sepenuhnya.
Oleh karena itu, saya membuat pengutamaan (skala prioritas) kepada kepentingan anak-anak dan anggota keluarga lain untuk berbelanja sebelumnya dan membeli melalui marketplace.
Maka dengan demikian, saya menyediakan alas kaki, baju lebaran, sarung demi anak yang masih menjadi tanggungan. Untuk orang tua seperti saya, cukup menggunakan pakaian lama yang jarang dipakai dan dijamin bagus.
Selebihnya adalah menyiapkan bahan-bahan pembuat hidangan untuk merayakan hari kemenangan.
Demikian yang sebaiknya dilakukan, bijak dalam memilih cara berbelanja menjelang lebaran yang sebentar lagi tiba. Tujuannya adalah menghindari kerumunan yang berpotensi meningkatkan penularan Covid-19. Jangan sampai terpapar virus korona.
Jadi, menghadapi lebaran sebentar lagi, saya sekeluarga belanja barang sepantasnya untuk digunakan pada hari-hari lebaran.
Menurut hemat saya, hal itu sama sekali tidak mengurangi adab dan kegembiraan dalam merayakan Hari Idul Fitri 1 Syawal 1442 H sebentar lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H