Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Old Crack Mengenang Suasana Ramadan pada Masa Kecil

19 April 2021   06:02 Diperbarui: 21 April 2021   05:50 1050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak bermain dan bergembira oleh USAGI_POST dari pixabay.com

Berbeda dengan anak-anak zaman now yang, barangkali, tidak memerlukan lawan secara fisik. Semua disediakan oleh realitas virtual. Ia bermain, bertualang, atau perang-perangan sendirian saja, didukung oleh gadget dan internet.

Permainan pada zaman sekarang dan dulu sama-sama mengenalkan asas persaingan, kerja sama, dan ihwal menang-kalah.

Namun permainan mutakhir tidak memberikan hikmah, seperti halnya disuguhkan oleh permainan zaman dulu, yang sekarang dianggap permainan tradisional, seperti:

  1. Mengenal karakter teman main: si cengeng, si mau menang sendiri, si pengalah, dan seterusnya, dengan cara "melihat" langsung perilakunya.
  2. Dengan mengenalnya, sedikit banyak juga akan mengetahui keluarganya.
  3. Sehat secara fisik, karena sebagian permainan menggunakan otot dan mengeluarkan energi.
  4. Secara tidak langsung, belajar tentang ketaatan pada aturan, di mana permainan berkenaan dengan sistem tata cara.
  5. Membiasakan anak berinteraksi secara sosial.
  6. Mengajarkan nilai-nilai kebaikan yang bermanfaat bagi perkembangan anak.
  7. Anak mendapatkan kebahagiaan dengan mengekspresikan keinginan untuk bergurau, tertawa, bergembira menurut alam pikirnya.

Akhirnya, terbersit keinginan saya untuk kembali ke masa itu, yang bagaimanapun mustahil terjadi. Hidup bukan seperti pita seluloid yang dapat diputar-ulang, lalu menayangkan kembali kebahagiaan masa kecil.

Kita hanya bisa memutar-ulang di dalam kepala: Nostalgia Suasana Ramadan Masa Kecil

Bagi anak zaman now, berlakulah sebaik-baiknya menjalani hidup. Sekalipun film perjalanan hidup direkam secara digital, ia tidak bisa diputar ulang untuk mengembalikan masa lalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun