Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Perajin Tahu Tempe Menjerit, Harga Kedelai Kembali Melangit

9 April 2021   09:55 Diperbarui: 9 April 2021   10:10 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perajin tahu tempe di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengeluhkan kenaikan harga kacang kedelai impor di pasaran saat ini. Mereka pun terpaksa memperkecil ukuran produksi agar tidak merugi.(KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN)

Perihal produktivitas dan kualitas kedelai hasil pertanian domestik, memang iklim berpengaruh terhadap produktivitas per hektar tanam, di mana penyinaran matahari di Indonesia hanya berlangsung selama 12 jam sehari, dibanding 16 jam di AS.

Namun perlu dipertanyakan atas keberadaan belasan lembaga riset dengan ribuan peneliti di Kementerian Pertanian. Alasan produktivitas dan kualitas terlalu sumir.

Kemarin pada saat berjalan kaki membeli ketoprak (baca di sini), saya melihat spanduk gede pada sebuah lembaga penelitian pangan milik Kementerian Pertanian yang mengiklankan benih kedelai unggulan. Uraian pada spanduk itu demikian meyakinkan, yang mudah-mudahan bukan sekadar keindahan dalam menyusun kata, tetapi memang nyata adanya.

Dengan kata lain, persoalan produktivitas dan kualitas kedelai hasil pertanian lokal dapat ditingkatkan dengan sekian banyak lembaga riset milik Kementerian Pertanian RI.

Singkat kata, jangan sampai program melipatgandakan produksi kedelai dalam waktu 200 hari dan swasembada kedelai merupakan lagu nina bobo untuk menenangkan kegelisahan para perajin tahu tempe.

Jangan sampai juga mereka terbangun dalam keadaan menjerit lebih melengking karena harga kedelai kembali naik, sementara janji-janji masih di atas langit.

Sumber rujukan: 1, 2, 3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun