Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Memperadabkan Etika Bersepeda agar Selamat saat Berkeringat

19 Maret 2021   13:58 Diperbarui: 19 Maret 2021   18:57 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto 3 macam sepeda yang teronggok di gudang (dokumen pribadi)

Akan lebih menyesakkan dada manakala kecelakaan tersebut diakibatkan oleh kelalaian diri sendiri di dalam bersepeda. 

Berita baiknya, otoritas beberapa kota telah menyediakan jalur khusus pesepeda demi mengurangi risiko. Namun sebaliknya, kabar kecelakaan dan kesulitan yang menimpa pesepeda di jalan raya masih tersiar. 

Maka untuk menghindar dari kemungkinan buruk, ada baiknya mengikuti tata cara sebagai berikut:

  1. Periksa kelayakan dan kondisi sepeda, seperti: Tekanan angin ban; Kerapatan rem yang bisa disetel pada handel dan perangkat dekat velg; Rantai cukup lancar, jika kering sebaiknya gunakan gemuk (oil/synthetic based grease), pastikan tidak berlepotan agar tidak mengotori celana/kaki; Mengencangkan kembali bagian yang mudah kendur (as stang, poros roda, dsb.); dan mengisi tempat air minum.
  2. Gunakan: helm khusus untuk pesepeda sebagai pelindung kepala, sarung tangan agar telapak tangan tidak lecet atau kapalan, kostum yang sesuai, sepatu ringan, dan kelengkapan lainnya.
  3. Jika tersedia jalur khusus pesepeda, maka kayuh sepeda di dalam batas. Bila tidak ada, tetap jaga agar sepeda berada di lajur kiri.
  4. Tetap mematuhi rambu-rambu lalulintas jalan raya, termasuk lampu pengatur lalu lintas. Pelanggaran terhadap simbol-simbol tersebut akan membahayakan diri sendiri dan pengguna lain.
  5. Memperhitungkan peluang singgungan dengan sesama pengguna, karena di jalan umum terdapat: pejalan kaki, sepeda motor, mobil, dan moda transportasi lainnya. Saling menghargai di jalan raya akan menghindarkan diri dari kesulitan
  6. Pasang penanda tambahan seperti stiker reflektif dan lampu isyarat tambahan (lampu merah berkedip). Tujuannya untuk memberitahukan keberadaan pesepeda kepada pengguna lain dari jalan raya.
  7. Apabila akan berbelok atau melakukan gerakan yang menyimpang dari jalur, gunakan gerakan tangan sebagai isyarat kepada pengguna lain.
  8. Saat pandemi masih berlangsung, sebisa mungkin pesepeda menghiraukan protokol kesehatan.

Bersepeda merupakan kegiatan yang menyenangkan, menyehatkan, menyegarkan (refreshing), dan menyeimbangkan terhadap rasa bosan dari WFH.

Mungkin bagi sebagian orang, kegiatan memancal pedal kereta angin bertenaga pecel mengedari rute yang merangsang adrenalin, merupakan upaya melarikan diri dari kenyataan. Escapisme. 

Sebagaimana pernah saya lakukan. Dulu, dulu sekali!

Jadi, begitulah 8 kiat untuk memperadabkan etika bersepeda yang hendaknya diperhatikan, agar saat berkeringat, pesepeda bisa kembali ke rumah dengan selamat.

Semoga bermanfaat.

Sumber rujukan: 1, 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun