"Bagaimana dengan kamu, mBang?"
Itulah pertanyaan Jimmy yang harus dijawab hari ini.
"Yes," akhirnya Bambang meneguhkan hati. Dibuatnya one month notice, atau surat pengunduran diri satu bulan sebelum, kepada manajemen kantor.
Kepastian sudah ditetapkan. Utang pekerjaan dan pemberesan lain membuat 30 hari terasa singkat. Tiba saatnya meninggalkan sumber pendapatan rutin itu, untuk menyongsong penghasilan yang jauh lebih dahsyat.
Dengan gembira penuh rasa percaya diri, Bambang bersiul di sepanjang jalan tol mengendarai mobil bagus keluaran terbaru yang mulus, menuju kota kecil kampung halaman.
Di depan rumah Jimmy digelar tenda peneduh berwarna kelabu. Kursi-kursi lipat bernuansa biru dibuka dan disusun berjajar. Membentuk tujuh deretan panjang berbaris rapi ke belakang.
Tamu-tamu berdatangan. Para pria berjas hitam, atau setidaknya mengenakan baju berwarna kelam. Masing-masing wanita pasangannya serba harum, cantik berkacamata gelap, berkerudung hitam, dan bergaun serba buram.
Totok menyambut Bambang dengan wajah muram.
"Kang Jimmy..... Jimmy... tadi malam...... Sempat dibawa ke rumah sakit dan......"
Bambang menghempaskan tubuhnya pada kursi lipat biru. Angan mendadak terbang.
Catatan:Â
- )* Eman: sayang, disayangkan;Â
- )** cuan: keuntungan;Â
- )*** CEO setara Direktur Utama, COO setara Direktur Operasional, CFO setara Direktur Keuangan.Â
- )**** Billboard: papan reklame yang diletakkan di tempat strategis dan ramai.Â
- Cerita dan nama-nama adalah karangan/fiksi belaka.