Totok, dulunya, adalah pengusaha periklanan di kota besar, namun berantakan lantas bangkrut akibat perselisihan antar sesama kongsi. Tidak begitu jelas, bagaimana kisah persisnya.
Bambang dianggap mahir dalam bidang manajemen keuangan, yang tentu saja, membayari tagihan restoran dalam rangka pertemuan-pertemuan tersebut.
Tutup dengan botol. Cocok dan klop ketika tiga serangkai bersekutu. Ikatan batin sudah teruji, ditambah keahlian masing-masing pihak yang saling melengkapi.
Jimmy punya akses kuat kepada raja kecil di kota kecil itu. Totok ahli dalam bisnis periklanan. Bambang mahir mengelola keuangan perusahaan. Bahasa londonya, belum apa-apa, rencana usaha itu sudah memiliki: CEO, COO, CFO.)***
Usaha yang direncanakan meliputi pemanfaatan lahan-lahan milik pemerintah kota sebagai titik reklame penempatan billboard.)**** Lokasi strategis yang memiliki nilai pay per view tinggi itu akan disewakan kepada agensi, atau perusahaan periklanan, dengan harga mahal.
Lebih hebatnya, rencana usaha itu menarik minat sebuah kantor agensi terkemuka. Dengan bergabungnya perusahaan periklanan besar menjadi pemodal, maka potensi pendapatan yang akan diraih amatlah fantastis.
Keuntungan dari pekerjaan konstruksi, disebut below the line, ditambah pekerjaan konseptual dan strategis, above the line, akan menghasilkan pendapatan luar biasa besarnya.
"Tapi lebih dulu harus dipastikan, bahwa jalur fasilitas ke Walikota sudah mulus," ujar Totok.
"Kalian tahu kan? Berapa banyak aku menyokongnya dalam pemilihan. Aku jamin akses ke kekuasaan lancar selancar lancarnya."
Lanjut Jimmy, "aku akan berhenti main proyek. Fokus utama kepada bisnis baru."
Pria gempal itu memang dikenal sebagai pendukung terkuat dan merupakan satu-satunya pihak partikelir kawan karib Walikota.