Beberapa sepeda motor menjadi incaran favorit dalam aksi curanmor, karena itu diperlukan tindakan ekstra dari pemilik untuk mengamankannya.
Menjelang penutupan tahun 2017, dengan tergesa-gesa, seorang Site Manager kembali ke proyek, mengambil berkas laporan tertinggal dan memarkir sepeda motornya terkunci di luar pagar. Tidak sampai lima menit ia pun kembali ke trotoar tempat motornya diparkir.
Raib! Yamaha Vixion itu lenyap tanpa jejak.
Beberapa tahun sebelumnya, seorang tetangga tiba dari kantor dan memarkir sepeda motor di dalam halaman rumahnya. Drafter (tenaga terampil gambar konstruksi) itu mengunci stang dan memasang pengaman tambahan. Tidak lama ia keluar hendak memasukkan motornya ke dalam garasi.
Suzuki Satria F150 lenyap meninggalkan rongsokan pengaman tambahan.
Pada tahun 1980-an, seorang teman menyaksikan Honda GL miliknya melintas di depan mata, dikendarai pencuri yang menggondolnya dari parkiran kampus.
Masih ada kisah lain sekitar pencurian kendaraan bermotor (curanmor). Kasusnya pun dapat ditemukan dalam berita sehari-hari, yang kian semarak menjelang hari tertentu, juga belakangan ini, khususnya kendaraan bermotor beroda dua alias sepeda motor.
Setiap periode selalu ada saja kisah-kisah kehilangan sepeda motor, di mana pada masing-masing waktu muncul tipe favorit yang menjadi incaran laming, eh, maling.
Dalam melakukan aksinya, pelaku curanmor biasanya menggunakan peralatan sederhana, seperti kunci leter T. Mereka pun hanya membutuhkan waktu beraksi 3-5 menit.
Sepeda motor yang menjadi incaran favorit dalam aksi curanmor, yakni kendaraan:
- Yang diletakkan di tempat sepi.
- Tanpa pengawasan.
- Tidak tertutup lubang kuncinya.
- Tanpa kunci tambahan.
- Skuter matik (skutik) yang relatif mudah digondol dan laris di pasar gelap.
- Jenis sport tertentu juga banyak diminati.
Sepeda motor jenis skutik dan sport dijual ke daerah-daerah sepi yang cenderung longgar pengawasan dari aparat berwajib.