Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dibeli dengan Harga Tinggi, Bila Mengeluh Bisa Menyembuhkan

28 November 2020   07:38 Diperbarui: 28 November 2020   07:42 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada dasarnya mengeluh tidak bakal meredakan penderitaan akibat penyakit tertentu.

Saya mengalami penyakit akibat asam urat pada saat bujangan, usia 27 tahun. Mulanya bermimpi berlari-lari lalu kaki masuk ke dalam parit kecil, keseleo. Rasa nyeri akibat keseleo itu masih terasa bahkan ketika bangun. 

Kebingungan antara mimpi dan kenyataan yang berlarian di kepala segera ditepis dengan mandi pagi, siap-siap berangkat ke kantor.

Di kantor, sepatu dibuka karena semakin menyesakkan. Makan siang, saya digotong, lalu teman-teman kantor mengantar pulang, karena kaki saya tidak bisa menyentuh pedal kopling dan rem. Rasa nyeri menyerang hebat. Radang pada salah satu sendi membuat telapak kaki memerah bengkak.

Sejak saat itu, penyakit asam urat menyerang secara periodik. Awalnya jarang kemudian menjadi kadang-kadang, lalu suatu waktu menjadi penyakit bulanan. Sepengetahuan saya, penyakit nyeri sendi ini adalah akibat meningkatnya kandungan asam urat dalam darah. 

Keluarga saya pun mempunyai riwayat penyakit asam urat, yaitu ayah dan nenek ibu dari ayah.

Demi menurunkan gejala penyakit asam urat, disarankan berpantang terhadap asupan:

  1. Makanan mengandung purin tinggi, seperti: jeroan, seafood, daging berwarna merah, sayur hijau, sayur berwarna putih, kacang-kacangan.
  2. Minuman bergula tinggi dan beralkohol.
  3. Menghindari obat tertentu, seperti aspirin, obat penghambat enzim, sislosporin, dan obat kemoterapi.

Seluk-beluk mengenai penyakit asam urat dapat dibaca di sini.

Beberapa tahun saya masih tahan berpantang terhadap makanan yang disarankan tidak dikonsumsi. Namun dalam tahun berikutnya pantangan itu banyak dilanggar. Ternyata pantangan itu terasa sangat enak, asalkan tidak tidak berlebihan dan menghindari beberapa makanan yang berisiko tinggi.

Bagaimana rasanya?

Diawali dengan sedikit pusing di kepala, terasa berat. Kemudian salah satu sendi kaki merasa seperti keseleo, semakin lama semakin terasa nyeri. Seperti permukaan sendi digores-gores dengan pisau silet. Atau seperti ball joint pada sistem kemudi mobil yang diisi dengan pasir.

Untuk mengatasinya, dokter meresepkan obat-obatan pereda radang dan sakit, penurun purin (zat yang memicu naiknya kadar asam urat), serta vitamin. Obatnya pun beragam, dari yang paten berharga mahal sampai generik berharga belasan ribu rupiah.

Belakangan obat-obat itu sudah tidak saya konsumsi, mengingat efek samping terhadap organ tubuh. Terutama sejak menderita penyakit kronis dua tahun lalu yang mensyaratkan minum obat-obat tertentu setiap harinya. Saya mengkhawatirkan kinerja organ tubuh yang kian berat dalam mengurai obat-obat kimia.

Obat herbal? Sebut saja yang belum, nyaris semua yang ada dalam perbendaharaan herbal pernah saya konsumsi

Teman-teman sudah mahfum mengenai penderitaan saya ketika penyakit asam urat kumat. Dalam keadaan itu mereka tidak akan mengganggu. Namun terdapat keadaan tertentu yang memerlukan kehadiran saya secara fisik, kendati penyakit asam urat sedang kambuh.

Proyek di Istana Kepresidenan Bogor yang saat itu urgensinya tinggi memerlukan kehadiran saya, sehingga saya khusus dijemput dalam rangka penyelesaian pekerjaan. Atau, tengah malam dijemput untuk memonitor secara langsung pekerjaan Pemda untuk pemasangan drainase U-ditch.

Suatu saat, seorang teman menjemput saya untuk memantau proses pemasukan penawaran pekerjaan melalui lelang secara elektronik (e-procurement) yang ketat waktu.

Ketika mampir ke rumahnya, istri kolega tersebut terheran-heran dengan jalan saya yang tertatih-tatih menggunakan tongkat.

"Sakit banget ya? Kalau suami saya, sakit sedikit saja, mengeluhnya siang malam. Kok Mas Budi enggak mengeluh sih?"

Seandainya saja mengeluh bisa menyembuhkan penyakit ini, maka saya akan membelinya dengan harga tinggi, berapapun itu

Dengan kata lain, menurut hemat saya, mengeluhkan penderitaan akibat penyakit asam urat tidak akan pernah meredakan rasa sakiit, apalagi menyembuhkannya. Untuk mengurangi risiko penyakit asam urat sebaiknya dilakukan ikhtiar yang masuk akal, berupa: mengurangi asupan berkadar purin tinggi, minum obat-obatan, mengonsumsi herbal, dan berolahraga.

Catatan tambahan:
Mohon maaf apabila kurang cepat dalam berinteraksi dengan Kompasianer lain,  karena dalam waktu sepuluh hari terakhir ini saya banyak berbaring demi meredam rasa nyeri sendi kaki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun