Merugi!
Penyebabnya adalah, biasanya instansi pemerintah mengganggarkan proyek pada tahun sebelumnya. Sementara, bisa saja, pada tahun berjalan terjadi eskalasi harga, apalagi barang elektronik yang bergantung kepada fluktuasi kurs Dolar. Juga adanya produk discontinued mensyaratkan penyedia jasa membeli barang elektronik serupa tapi dengan spesifikasi lebih tinggi, yang harganya lebih mahal.
Pada hari kerja berikutnya, Saya bawa kalkulasi beserta bukti-bukti pendukung ke PPK Istana untuk menyatakan kerugian.
Namun PPK yang sudah berpengalaman tersebut tersenyum, menepuk bahu Saya, dan berkata,
"nanti akan diberikan proyek-proyek yang keuntungannya bisa dipakai sebagai kompensasi kerugian sekarang."
Lha?
Mendadak Saya mendapatkan komitmen proyek-proyek "daging" alias pekerjaan yang mengandung keuntungan tebal pada masa mendatang, tanpa perlu berpayah-payah dalam mengusahakannya.
Kebijakan itu dibuat karena Kepala dan PPK Istana Kepresidenan Bogor merasa "terselamatkan" tepat pada waktunya.
Kesimpulan
Rugi dalam kegiatan usaha, pada kondisi tertentu, masih dapat dibicarakan dengan pemberi kerja, di mana mereka juga memiliki perasaan sebagai manusia. Kadang kerugian tersebut tidaklah melulu "merugikan".
Rugi di awal namun mendapatkan manfaat yang berkelanjutan
Dengan demikian, dalam bisnis yang paling penting adalah menjaga kepercayaan dari pemilik proyek/pemberi pekerjaan/pelanggan , bahwa pekerjaan tersebut dapat diselesaikan sesuai komitmen, meskipun mengalami kerugian.