Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Susuk Paku Emas untuk Penglaris

16 Oktober 2020   06:26 Diperbarui: 16 Oktober 2020   08:37 2776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Karl-Heinz Lpke dari pixabay.com

Setahun lebih sejak lengsernya Soeharto dari tahta yang didudukinya selama 32 tahun, saya bergabung dengan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan makanan dan minuman (mamin). Rumah makan berlantai dua dan berkapasitas tempat duduk sebanyak 250 buah itu sedang mengalami kemerosotan penjualan.

Tempat yang dilengkapi dengan musik hidup full band dan bar (untuk penjualan minuman beralkohol) terseok-seok dalam perjalanan usahanya. Bisnis kuliner yang memiliki pegawai lebih dari 60 orang itu nyaris tersungkur memikul beban pengeluaran tetap yang menempati bagian besar dari postur keuangannya.

Takperlu diceritakan bagaimana serunya, ketika pengeluaran balapan dengan pemasukan. Sudah pasti penampilan finansialnya remuk berdarah-darah.

Sebagai "anak baru" saya mengumpulkan para manajer, untuk mendapatkan masukan dan solusi atas permasalahan yang dihadapi.

Ternyata hasil pertemuan menyimpulkan satu hal: jauh lebih panjang daftar kritik atas kelemahan entitas usaha itu, daripada solusi yang ditawarkan mereka. Dengan kata lain, rapat berlangsung dalam suasana perdebatan panas takberujungpangkal, emosional, dan tidak rasional.

Satu jalan yang disampaikan oleh salah satu manajer, adalah tentang terhalangnya "pintu rejeki" akibat perbuatan klenik dari pesaing. Untuk mengatasinya, ia menawarkan pemasangan susuk paku emas pada bangunan restoran, sebagai ikhtiar untuk menyingkirkan "halangan mistis" dan upaya penglaris. Dengan itu diharapkan pada masa mendatang penjualan mamin di kafe tersebut dipercaya akan meningkat.

Seperti mendengar cerita fiksi, tetapi mayoritas peserta rapat menyetujuinya. Terpaksa pengadaan susuk paku emas untuk penglaris itu disetujui, meski terkesan absurd bagi saya.

Singkatnya, sang manajer pengusul melakukan perjalanan ke luar kota demi menemui "orang pinter". Beberapa hari kemudian membawa susuk penglaris, dan menyarankan agar dipasang di balok penyangga atap. Maka dipasanglah susuk paku emas di atas plafon sedemikian rupa hingga tersembunyi.

Sampai 3 bulan susuk terpasang tidak menunjukkan pengaruh. Penjualan masih diam tidak beranjak dari posisi bawah, kadang membuat jantung berhenti berdegup.

***

Sesungguhnya badan usaha yang dibangun tahun 1995 itu mengalami kejayaan selama 5 tahun awal beroperasinya. Dalam masa itu bisnis serupa masih laris. Ia merupakan tujuan warga metropolitan untuk mengekspresikan gaya hidup mutakhir, dimana persaingannya belum ketat.

Tercatat hanya beberapa kafe terkemuka saja yang terletak di kawasan elit Jakarta Selatan, di kawasan Thamrin (Jakarta) dan sekitarnya, serta restoran dan pub milik Ponderosa Group. Saat itu pundi-pundi hasil dagangan dapat dikumpulkan dengan mudah.

Di sekitar masa chaos 1998 dan setelahnya, usaha kafe tumbuh pesat, dari yang berukuran besar sampai kecil. Sementara jumlah penikmat tempat hangout cenderung tetap atau bertumbuh lambat.

Memerhatikan kenyataan itu, saya terbangun dari iming-iming semu susuk paku emas untuk penglaris dan kemudian melakukan beberapa langkah strategis untuk menyelamatkannya.

1. Membuat Perbedaan

Ketatnya persaingan juga disebabkan usaha serupa yang menawarkan produk serupa pula: ragam mamin, cara pelayanan yang ramah, suasana menyenangkan, lokasi strategis, jenis hiburan menarik (musik hidup dan penampilan disc jockey).

Untuk menyiasatinya, perlu inovasi produk berbeda dengan yang ditawarkan pesaing. Dilakukan perkuatan terhadap rasa dan penampilan produk mamin, salah satunya membuat pizza gaya Italia (antitesis atas American Pizza) yang kemudian tenar.

Mengenai ini bisa dibaca lebih lanjut di sini.

Yang lain, mengubah konsep acara hiburan musik, misalnya menetapkan genre musik pada hari-hari tertentu atau menggabungkan antara musik DJ dengan alat musik hidup.

2. Mengelola Pengeluaran secara Ketat

Sementara menunggu penjualan membaik, dilakukan pengelolaan pengeluaran secara lebih ketat. Setelah dilakukan penelitian, ternyata banyak biaya yang tidak efektif.

Selengkapnya bisa dibaca di sini.

3. Menggariskan Budaya Kerja yang Efektif dan Efisien

Pemanfaatan jam kerja pegawai tidak efisien, artinya ia menandai kepulangannya melampaui jam kerja agar dihitung lembur. Perusahaan membayar lembur untuk hal sia-sia. Demi menghindari kecurangan itu, setiap lembur harus ada instruksi tertulis dari atasan langsung dan disetujui oleh saya. Atas dasar surat itulah lembur dibayar.

Pegawai yang tidak bekerja atau bermalas-malasan pada saat jam kerja akan mendapat teguran keras. Tiga kali teguran tidak diindahkan, maka ia kena sanksi PHK.

Konsekuensinya, di periode awal perusahaan banyak kehilangan pegawai. Tidak mengapa, lebih baik menyingkirkan pegawai yang menggerogoti kemampuaan perusahaaan dan menggantinya dengan karyawan baru yang segar dan bisa dibentuk. Untungnya usaha kuliner itu telah mencadangkan uang pesangon di dalam neracanya.

4. Meningkatkan Hubungan Baik dengan Pelanggan

Penikmat produk usaha kafe itu-itu saja dan jumlahnya tumbuh tidak cepat, oleh karenanya hubungan baik dengan pelanggan ditingkatkan.

Pada masa itu, SMS masih menjadi sarana komunikasi yang efektif. Nomor tertentu didedikasikan untuk menyebarkan pesan singkat berisi tawaran mamin atau paket menarik ke pelanggan (customer base). Fax disebarkan ke korporasi-korporasi untuk menawarkan tempat bagi perusahaan untuk mengadakan acara.

Baca selengkapnya di sini

5. Menularkan Semangat Berprestasi kepada Pegawai

Di atas semua, penting diajarkan dan ditularkan semangat untuk berprestasi dan berbuat yang terbaik bagi perusahaan kepada seluruh pegawai. Pikiran dan antusiasme itu diafirmasi, diteguhkan, dalam setiap briefing. 

Pengarahan diciptakan dalam bentuk dialog pada semua tingkatan, baik antar manajer atau manajer/supervisor kepada pelaksana. Sehingga terjadi interaksi yang hidup, hangat, dan penuh dengan inisiatif membangun. Kemudian energi positif itu akan meliputi mereka selama bekerja. Energi atau rasa memiliki yang tinggi terhadap usaha.

***

Secara bersama-sama langkah-langkah tersebut berhasil meningkatkan kinerja karyawan. Dari mulai pegawai rendahan sampai kepada general manager bersemangat untuk mencapai keberhasilan.

Dalam bulan-bulan berikutnya, secara bertahap jumlah pengunjung mulai naik, yang menyebabkan penjualan turut naik  Kurang dari setahun saya bergabung, pemasukan stabil. Artinya, penjualan jauh melampaui pengeluaran, atau tercapai sasaran pemilik modal untuk memperoleh laba.

Selain itu, penambahan jumlah pengunjung telah melapangkan posisi tawar dalam perundingan dengan perusahaan-perusahaan yang bersinggungan dengan usaha kafe (produsen rokok, minuman berkarbonasi, air mineral, minuman beralkohol, dan sebagainya) untuk melakukan branding di ruang restoran.

Dengan demikian, 5 langkah tersebut di atas menjadi kunci keberhasilan dalam pencapaian tingkat penjualan yang diharapkan saat itu. Bukan karena adanya susuk paku emas untuk penglaris yang ditanam di para-para bangunan restoran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun