"Ayolah, temani aku!"
Muncul perasaan takenak menolak apalagi memenuhi ajakan sobatku. Jika aku bersedia menemani, maka berarti itu menjadi kesempatan ketiga kalinya. Apatah gunanya menemani orang berkencan, kalau hanya menjadi patung atau kambing congek?
Sebenarnya sahabatku itu cukup modal untuk mendekati seorang gadis. Kuliah di Universitas terkemuka. Gagah, ganteng, penampilan keren. Gaya yang hanya berbeda satu garis di bawah ketampanan Brad Pitt.
Selain itu, ia juga dijuluki "Pembalap Penakluk Tikungan." Label itu diperolehnya karena ia selalu memenangi balapan, melibas lawan-lawannya dengan kecepatan tinggi dalam tikungan.
Bermodal VW Kodok tahun 1968, bermesin 2.332 CC dilengkapi karburator Weber 4 laras, Sang Penakluk Tikungan merajai gelaran balap mobil retro di Sentul.
Iya betul! Mobil-mobil yang digunakan dalam ajang kecepatan itu adalah kendaraan lawas yang diproduksi di bawah tahun 1985.
Kuno dan lamban dong?
Tidak demikian, kuda-kuda besi tersebut sudah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga menyemburkan tenaga garang saat mengitari sirkuit.
Namun Pembalap Penakluk Tikungan bergeming. Ia sama sekali tidak tertarik dengan gadis-gadis sirkuit yang cantik dan seksi itu. Malahan terpikat, terpesona, dan terimpi-impikan dengan gadis sederhana tapi manis.
"Melati sangat berbeda dengan Angel, Catherine, Vanessa, Bella dan wanita-wanita berpupur tebal lainnya. Ia sangat natural, bersahaja, tanpa aksesoris wah."