Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Balada Sentimental

13 September 2020   20:29 Diperbarui: 13 September 2020   20:31 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pria sedih. Gambar oleh sreza24595 dari pixabay.com

Peringatan rasional menolak permintaan itu. Tetapi nurani menyatakan ketidaktegaan mendalam, apalagi Ia sobat baikku. Akhirnya ketidaktegaan, tepatnya ketidaktegasan, menjadi keputusan.

"Baiklah, kebetulan Aku adalah pimpinan tertinggi di kantor cabang ini, yang bisa mengusahakan agar Engkau diterima. Tapi ada syaratnya, semua perbuatan pada masa lalu agar disingkirkan. Paham?"

*****

Setahun, dua tahun Nikolai  menunjukkan pencapaian memuaskan. Departemen penjualan, bagian di mana Ia ditempatkan berkembang pesat. Setiap tahun, target selalu dicapai. Prestasi tersebut mengundang pujian Kantor Pusat.

Tidak lama sesudah itu, Nikolai  mengajukan pengunduran diri. Terlalu mendadak! Terlalu receh alasan yang disampaikannya, ingin istirahat. Namun Aku tidak bisa berbuat banyak untuk menahannya.

Satu bulan setelah kepergian Nikolai , sedikit demi sedikit terkuak hasil perbuatannya. Pria flamboyan itu ternyata telah melakukan hubungan asmara dengan enam pegawai wanita.

Dua bulan kemudian, istriku melayangkan surat cerai. Alasannya, Aku adalah suami yang selalu larut dengan pekerjaan, sehingga mengabaikan istri.

Ia sudah melabuhkan cintanya kepada seorang pria yang senantiasa ada di sampingnya.  Pria bertutur bahasa sangat memikat yang berpenampilan flamboyan, juga berperawakan elegan, tidak seperti diriku yang mulai buncit.

Sudah jatuh ke kubangan, tertimpa tangga pula.

Tidak lama setelah kabar menyedihkan itu, seorang pegawai pembukuan tersedu menyatakan pengakuan. Wanita berkacamata minus berwajah tirus berbadan kurus itu telah menjalin cinta dengan Nikolai, dan juga terlambat bulan.

Wanita yang selalu serius itu terbujuk rayuan Nikolai, sehingga bersedia menyelewengkan uang perusahaan. Sejumlah uang yang merontokkan kantor cabang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun