Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

7 Karakter Membangun Reputasi Agar Menjadi Karyawan yang Diandalkan

8 Agustus 2020   20:23 Diperbarui: 8 Agustus 2020   20:27 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Lotus 123 (Dokumen pribadi)

Pertama kali memasuki dunia kerja, Saya mengindra kantor cabang baru, bangunan baru, furnitur baru, peralatan baru,  komputer baru dan pesawat telepon tetap baru.

Saya bersama 3 officer lainnya masing-masing mendapatkan seperangkat kursi, meja 1/2 biro, pesawat telepon, dan sebuah komputer desktop. Brand new! Masalahnya, Saya tidak menguasai kaidah penggunaan komputer.

Awal dekade 90'an banyak orang yang masih gagap komputer. Pengolah kata menggunakan Wordstar (WS). Perangkat lunak penghitungan menggunakan Lotus123 dan Quattro. DBase, Foxpro untuk mengolah data.

Berita baiknya, saat itu Saya belum berwenang menyalurkan kredit. Sebagai funding officer, yang bertugas menggalang simpanan dana dan memperbanyak basis nasabah, belum perlu surat menyurat dan menghitung.

Pekerjaan kertas tersebut kelak diperlukan saat menjadi account officer (AO).

Menyongsong kemungkinan itu, Saya belajar kepada kolega yang mengikuti kursus komputer. Juga bertanya kepada programmer yang menangani maintenance sistem IT.

Dalam waktu tidak terlalu lama, Saya bisa --meski tidak mahir-- menjalankan program pengolah kata, spreadsheet, database, dan sedikit bahasa Basic. Pokoknya sudah cukup layak untuk melakukan pekerjaan kantor.

Keingintahuan kian menjadi-menjadi. Saya pun mempelajari bidang back office (sundries, pembukuan, penatalaksanaan akun kredit) dan sedikit mengenai HRD.

Kelak pengetahuan dan kemampuan itu menjadi kekuatan dalam bidang usaha lain. Barangkali itu juga yang membuat Saya menjadi generalis

Setelah melampaui pelatihan-pelatihan kredit, pekerjaan bertambah. Soliciting nasabah yang membutuhkan kredit, menganalisa bisnisnya, perhitungan rasio-rasio keuangan, menyusun proposal, dan mempresentasikannya secara sirkular (mendatangi meja masing-masing) kepada komite kredit (CC).

Dalam pemberian kredit sampai batas tertentu, presentasi proposal hanya sampai kepada senior officer dan kepala cabang. Melewati batas itu, harus mendapatkan persetujuan CC Kantor Pusat.

Menghadapi ketua CC Kantor Pusat itulah yang paling ditakutkan oleh semua AO. Ia adalah Kepala Divisi Credit & Marketing yang sangat teliti dan bersuara menggelegar ketika memeriksa proposal.

Demi menghindari itu, AO cenderung tidak mengajukan kredit di atas batas kewenangan cabang. Kalau tidak, mereka memasukkan proposal kredit saat Ketua CC Kantor Pusat itu tidak ada di kantor. Dapat dibayangkan, betapa lama proses kredit semacam itu.

Agar cepat diproses, seorang kolega dan Saya dengan "muka lempeng" berusaha bertemu langsung. Dengan konsekuensi akan didamprat jika ada kekeliruan dalam proposal.

Ternyata di balik sikapnya yang seperti macan, terdapat keuntungan yang kami peroleh.

Pertama, kesalahan langsung dikoreksi dan dijelaskan secara gamblang sesuai ilmu perkreditan. Saya pun mendapat pelajaran/ilmu tambahan yang sulit didapat tanpa berhadapan dengan beliau.

Kedua, seringnya bertemu menghasilkan kedekatan dan kepercayaan. Dalam tahun berikutnya, Saya diminta ke Kantor Pusat sebagai stafnya. Tentunya berubah pangkat, fasilitas, dan pendapatan.

Sebetulnya masih banyak hal yang saya lakukan sebagai karyawan agar mampu bertahan (dipertahankan) di peruhaan pembiayaa tersebut. Demi singkatnya, beberapa perihal Saya lakukan untuk membangun reputasi sebagai karyawan yang dapat dipercaya dan diandalkan, antara lain:

  1. Curiosity, bersifat serba ingin tahu, yaitu bertanya mengenai berbagai hal berguna sehubungan dengan job description. Setelah dirasa cukup, barulah bertanya perihal seluk-beluk pekerjaan di bagian lain. Namun keingintahuan tersebut bukan berarti "bawel" dan mengganggu. Lihat situasinya.
  2. Siap menghadapi boss "galak", berarti siap mendengar gemblengan. Seorang pimpinan galak karena biasanya terlalu banyak pikiran yang ingin disampaikan kepada bawahan. Semakin sering berinteraksi dengannya, semakin banyak keinginannya yang disampaikan kepada kita.
  3. Membangun ketrampilan "extraordinary", suatu kemampuan yang melampaui kewenangan tugas, tidak melulu terbatas pada job description. Tentu saja setelah tanggungjawab pekejaan sudah beres. Karyawan mampu bekerja di luar jobdesc.
  4. Berpikir dan bertindak seolah-olah sebagai pimpinan atau pemberi kerja. Dengan berpikir sebagai pemberi kerja berusaha bekerja efektif, efisien, berorientasi keuntungan, mencapai target, membayangkan visi ke depan, dan memikirkan perihal yang terbaik bagi perusahaan. Sifat ini berguna ketika terjun menjadi pengusaha. Jangan jadi pegawai pasif yang bertipikal job order (selengkapnya baca  di sini).
  5. Bukan menjadi pegawai medioker, biasa-biasa saja di antara pekerja yang melakukan cara kerja yang sama sehingga tidak kelihatan oleh pimpinan. Lakukan kerja yang unik, lebih cepat, rapi, tepat sasaran, dan berkualitas.
  6. Membiasakan diri perduli dengan problematika yang dihadapi perusahaan, meskipun belum tahu solusinya. Ini bermanfaat ketika dimintai pendapat dalam forum rapat. Dengan kata lain, memiliki sense of awareness terhadap perusahaan.
  7. Berlaku jujur. Karakter jujur adalah faktor penentu mutlak dalam bekerja, baik dari soal waktu maupun uang. Pengutamaan sifat ini melandasi sifat dan citra di atas.

Reputasi adalah resultante dari karakter dan citra yang dibangun dalam jangka waktu lama

Ilustrasi membangun reputasi (Dokumen pribadi)
Ilustrasi membangun reputasi (Dokumen pribadi)
7 karakter di atas lama-lama akan membentuk citra pegawai yang menonjol kemampuannya di antara karyawan lain. Gabungan citra itu secara simultan dan bersama-sama akan membentuk sebuah reputasi karyawan yang dapat dipercaya dan diandalkan.

Dengan demikian, seorang karyawan yang mempunyai reputasi bisa dipercaya dan diandalkan akan lebih dipertahankan dalam tim kerja oleh pimpinannya, dibanding pegawai yang biasa-biasa saja.

Pun akan memiliki posisi tawar menguntungkan dalam proses rekrutmen di perusahaan lain.

Mudah-mudahan pengalaman tersebut bermanfaat bagi para sidang pembaca yang budiman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun