Ia gadis nan jelita tiada tara. Wajah lembutnya adalah cahaya yang meredupkan mentari baru bangkit seperenamnya di ufuk timur.
Rupa cantik tanpa tanding itu perlahan menapakkan kaki jenjangnya melintasi taman kerajaan, menghindari embun masih enggan meninggalkan rerumputan.
Sesungguhnya gadis nan cantik tiada tara, yang kemudian dikenal sebagai Dayang Sumbi, bukanlah manusia seutuhnya. Ia merupakan percampuran antara manusia dan dewi kahyangan.
Masih memerah dibawa sang maharaja ke istana dari hutan tempat ditemukannya. Bayi perempuan itu tumbuh sehat, mendewasa menjadi gadis jelita tiada taranya di seantero kerajaan-kerajaan.
Raja-raja sekitar, pangeran-pangeran di tikungan, dan pria-pria --tua maupun muda-- amat sangat menginginkannya. Keinginan telah menembus ubun-ubun untuk meminang gadis jelita tiada tara.
Akhirnya, dengan segala kekuatan pasukan dan kesaktian mandraguna, para raja dan pangeran bertempur demi memperebutkannya. Peperangan dahsyat tak terelakkan.
Sedemikian dahsyatnya, pengerahan kekuatan masing-masing pasukan, timbullah bentrokan berdarah-darah. Sedemikian dahsyatnya ilmu kesaktian mandraguna para raja, pangeran dikerahkan sehingga pertempuran menjadi berimbang.
Demikian berimbangnya sehingga seluruh peserta peperangan saling menumpaskan satu sama lain. Kemudian bergelimpanganlah tubuh-tubuh tanpa ruh.
Pada akhirnya sang pengujar terlalu lelah untuk mengisahkan pengasingan Dayang Sumbi ke hutan terpencil. Ia juga tak hendak menerangkan tentang bagaimana terjadinya ihwal pengusiran Sangkuriang.
Alkisah, Â seorang pria muda berstatus belum menikah tersulut bara asmara. Â Ia jatuh hati setengah mati kala bersua dengan seorang gadis nan jelita tiada tara. Kulit dan wajahnya kinclong, karena gadis itu menjalankan tapa dan laku makan sayuran mentah (kelak ini disebut lalapan).
Sejak perjumpaan tersebut, merasuk ke seluruh relung di tubuhnya: tiada lain dan tiada bukan adalah gadis itu. Bayangnya demikian menjajah jiwa raga pria kasmaran itu.
Tidur tak nyenyak, makan tak enak memikirkan gadis yang bernama alias Dayang Sumbi.
Pria itu tidak lagi mempunyai pilihan lain selain mengejar Dayang Sumbi untuk menjadi kekasihnya. Berkali-kali ia mendekati dan mendesaknya agar menerima proposalnya.
Satu, dua, tiga kali Dayang Sumbi masih menghadapinya dengan penjelasan dan senyuman menawan yang membuat setiap pria menjadi klepek-klepek.
Namun untuk kali berikutnya ia tidak bisa tersenyum lagi. Dayang Sumbi kehilangan akal menjelaskan duduk persoalan sesungguhnya kepada pria yang sudah dibutakan oleh asmara itu.
Dayang Sumbi memberikan permintaan yang memberatkan dan syarat yang sekiranya mustahil dipenuhi oleh pria itu, sebagai penolakan halus.
Bukan permintaan membangun perahu dan membendung Sungai Citarum agar tercipta danau dalam semalam. Itu sudah usang.
Ia meminta sebuah kendaraan praktis berwarna keemasan untuk membawanya kemanapun dalam tempo secepat-cepatnya.
Pria itu sangat girang, "akhirnya permohonanku dikabulkan".
"Tapi tunggu dulu! Berapa lama?", ujarnya dalam hati. Ia teringat kisah Bandung Bondowoso yang gagal memenuhi tenggat waktu yang ditentukan oleh Rara Jonggrang sehingga terkena penalty overdue.
Ia tak hendak mengalami kejadian yang sama.
Untuk itu ia menegosiasikan waktu secara cermat. Dengan menggunakan justifikasi teknis pria itu meyakinkan Dayang Sumbi.
Akhirnya disetujui waktu penyelesaian sampai dengan seminggu.
Pria itu merasa lega, sekarang ia memiliki kecukupan waktu untuk mengadakan pesanan itu dan memodifikasinya sesuai spesifikasi diminta.
Selama seminggu sang pria keluar masuk hutan, keluar masuk desa demi mendapatkan hal yang dimaksud putri nan jelita tiada tara. Setelah memperoleh kendaraan dimaksud, siang malam iapun memodifikasi dan mengubahnya berwarna keemasan.
Tepat seminggu, tibalah waktunya penyerahan. Hidung sang pria  kembang kempis, terbayang suatu kebanggaan: akhirnya ia bisa mendapatkan sang putri nan cantik jelita tiada tara!
Pria itu menunggu di depan padepokan bersama kendaraan berwarna keemasan. Bibirnya menghisap kretek dan mengambungkan asap ke angkasa. Lama ia menunggu sampai seorang lelaki tua keluar dari gedung.
Kepadanya sang pria menanyakan keberadaan Dayang Sumbi.
"Itulah yang menjadi perkara, dua hari lalu Ia digondol lelaki negeri seberang. Membuat Saya kelabakan mencari penggantinya," rutuk lelaki tua itu.
Sang pria tercenung, menatap kosong kendaraan berwarna keemasan yang telah dengan susah payah dimodifikasinya selama seminggu.
Ditendangnya Hampir Davidson terkutuk itu hingga terjatuh lalu jungkir balik berantakan di halaman bengkel seni tersebut.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI