Pengeras suara berkumandang tepat pada pukul 9:00. Mereka bergegas menghabiskan gelak dan air mineral, lalu beranjak menuju pintu tertutup dari ruangan tertutup.
Orang-orang berwajah tegang dalam diam, mencerminkan suasana hati semrawut, memandang tegang pintu kayu berat kelas satu itu terbuka dan menutup kembali dengan anggun dan rapat.
Suasana kembali hening. Tiada pula suara dari ruangan tertutup yang sekiranya dapat membocorkan rahasia-rahasia yang berkecamuk di baliknya.
Setengah jam kemudian, pintu berbahan kayu berat kelas satu terbuka lebar. Tiga orang keluar langsung menuju halaman parkir yang gersang, dimana pokok-pokok pohon palem dan angsana belum demikian kokoh kedudukannya hingga harus ditopang potongan bambu agar tidak roboh.
Orang-orang berwajah tegang dalam diam, dan dapat dipastikan suasana hati tambah semrawut. Dengan tatapan mata setajam silet mengiringi tiga orang itu keluar gedung.
Sudah empat kali, tiga orang itu datang ke gedung itu. Ini menjadi kesibukan terakhir.Â
Sebelumnya, sang pria dan wanita telah menempuh perjalanan bergelombang, beronakduri, penuh rintangan dan berbadai. Pada akhirnya perjalanan panjang tersebut --suka tidak suka-- harus diselesaikan.Â
Sudah tiada guna saling berkeras hati.
Penyudahan pamungkas terhadap permasalahan yang telah disepakati dengan penuh kesadaran bersama.Â
Puncak prahara telah berkesudahan.
Sekarang tiba saatnya untuk menenangkan perut-perut keroncongan yang belum diisi satupun sarapan.