Post-it note adalah kertas kecil berdaya rekat rendah pada salah satu sisinya sehingga tidak meninggalkan bekas pada bidang yang ditempelnya. Dulunya kertas itu berwarna kuning tapi sekarang ada beberapa varian warna.
Post-it biasanya digunakan untuk menuliskan catatan kecil pada halaman buku atau bundel dokumen sebagai pengingat atau instruksi tentang beberapa hal penting yang mesti diselesaikan. Setelah tugas selesai dilakukan, maka catatan itu dengan mudah dapat dicabut tanpa meninggalkan bekas.
Catatan di post-it itulah yang menyelamatkan saya dari persoalan serius, yang bisa mengancam karir. Kok bisa? Â Begini kisahnya,
Awal tahun 1990-an, saya bekerja sebagai officer pada sebuah lembaga pembiayaan di Jakarta. Tugas utama adalah menganalisa dan membuat proposal pengajuan kredit nasabah kepada komite kredit.
Salah satu permohonan kredit yang diusulkan adalah sebesar Rp. 750 juta (nilai sekarang = Rp. 5 miliar lebih, dengan asumsi kurs 1 Dollar saat itu < 2.000) dengan syarat: "dapat dicairkan jika trade checking bernilai positif sudah diterima".
Namun mengingat urgensinya, kredit tersebut dapat cair dengan katebelece (catatan) di atas selembar post-it note dari Direktur Operasi yang direkatkan pada berkas proposal kredit. Dengan itu bagian sundries (bagian pencairan) merealisasikan kredit itu, meskipun nota trade checking belum ada.
Sebelum berkas tersebut diarsipkan, saya mengambil post-it asli berisi catatan instruksi itu dan mengembalikan dalam bentuk copy-nya. Catatan asli saya simpan di rumah.
Belum satu tahun, pembayaran bunga pinjaman tersebut tersendat. Dua tahun kemudian ia masuk dalam non-performing loan (NPL) collectibility 4 alias macet dalam pembayaran pokok dan bunganya. Nasabah pun sulit dihubungi.
File kredit nasabah itu kemudian diperiksa oleh internal auditor: dari mulai pengajuan, proposal dan analisa, berkas jaminan, serta syarat-syarat pendukung. Ternyata salinan catatan/katebelece tulisan tangan Direktur Operasi sudah lenyap (atau dihilangkan?).
Pertanggungjawaban substansi dalam file kredit berada di pundak officer yang mengajukan. Adagium yang berlaku bagi officer kredit adalah, setiap sen uang yang dipinjamkan harus dipertanggungjawabkan pengembaliannya.
Lantas apa hubungan antara hilangnya post-it dengan persoalan karir yang serius?
Dengan tidak adanya bukti katebelece yang ditulis di post-it note, perusahaan menganggap telah terjadi kongkalikong dalam pencairan kredit tersebut. Kemungkinan buruk adalah dibekukannya kewenangan saya dalam proses pemberian kredit. Berarti, karir saya bisa mandek atau konduite mendapat penilaian negatif.
Untungnya saya masih menyimpan post-it asli yang berisi instruksi pencairan kredit serta paraf Direktur Operasi. Dengan menunjukkan catatan yang tertera di atasnya, saya pun terbebas dari kemungkinan buruk.
Jadi ada baiknya menyimpan catatan, baik itu yang tertulis di post-it atau cara lain, dengan sebaik mungkin. Suatu ketika ada manfaat yang bisa membebaskan kita dari persoalan serius, seperti menyelamatkan karir pekerjaan. Penyelamatan ini tidak hanya berlaku di industri pembiayaan/keuangan, tapi mungkin di bidang pekerjaan lain.
Pengalaman di atas mengingatkan pada sebuah euphemisme:
C.Y.A., sebagai perlindungar atas mencuatnya kritisisme dari sebuah kemungkinan kegagalan atau persoalan tak terduga dalam suatu proyek atau penugasan (sumber).
Catatan: C.Y.A. adalah singkatan dari "cover your ass".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H