Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Menulis adalah Menarasikan Gagasan dengan Aksara

3 Juni 2020   05:39 Diperbarui: 4 Juni 2020   00:12 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zaman dulu, pelajaran Bahasa Indonesia memberikan ruang untuk "mengarang", yakni suatu kegiatan menuliskan pokok pikiran kedalam paragraf yang akan membentuk sebuah esai. 

Namun sepanjang ingatan, saya sudah terlupa bagaimana tehnik dan tata cara membuat karangan itu, saking sulitnya menyelami alam teori literasi (keberaksaraan). 

Persoalan serupa bisa saja dihadapi oleh para pelajar sampai tingkat SMA, yang mengalami kesulitan dalam kegiatan menulis.

Tetapi sebaliknya, betapa kerapnya kita mendengar seorang teman yang berbicara berbusa-busa, umpamanya, tentang film drama Korea atau mengenai hal-hal aktual lainnya maupun membahas tentang gosip kehidupan selebritis atau cewek manis di kelas sebelah. 

Padahal perbedaan keberaksaraan dengan berbicara adalah berkaitan dengan ihwal "menuliskan" dan "menuturkan" gagasan (ide) yang terlintas dalam pikiran. 

Mereka yang menuturkan gagasan tentunya berusaha menata kata-kata, menggunakan ekspresi, dan mengamati reaksi pendengar sedemikian rupa agar bahasan/ulasan/kisah menjadi menarik.

Metode yang sama --menata kata, mengatur ekspresi, dan memperkirakan reaksi audiens-- dapat diterapkan dalam kegiatan tulis-menulis atau keberaksaraan. 

Lupakan dulu fondasi teoritis untuk membangun tulisan yang baik dan benar, ulasan di bawah akan mendeskripsikan cara menulis menurut pemahaman orang kebanyakan (man on the street), seperti saya.

Sesederhana apapun, gagasan selalu ada di dalam kepala manusia yang hendak disampaikan kepada orang lain. Umumnya kita terbiasa dengan budaya verbal sehingga banyak gagasan disampaikan secara lisan, misalnya legenda, hikayat, dan cerita lisan lainnya yang dituturkan secara turun temurun.

Sejarah mencatat, di Indonesia tradisi tulis-menulis muncul pada abad ke-empat dengan menggunakan aksara Pallawa yang berasal dari India Selatan. Peninggalan prasasti di kerajaan Kutai Kalimantan dan Tarumanagara Jawa Barat merupakan bukti sejarah (sumber).

Kembali ke topik bahasan. Gagasan-gagasan yang ada di kepala dilontarkan dalam bentuk pembicaraan, obrolan, bahkan gosip kepada orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun