Namun demikian, saya selalu mengingat ujaran salah satu "guru kehidupan" saya, kesulitan atau kesengsaraan berasal dari pikiran kita sendiri yang ruwet berpilin-pilin, kemudian keluarannya berupa keluh kesah tak berkesudahan.
Mereka yang suka berkeluh kesah, biasanya tidak bahagia. Mereka yang tidak bahagia, biasanya suka berkeluh-kesah
Kembali lagi kepada jawaban dari pertanyaan awal. Apabila dipikir mendalam akan mendorong keinginan berkeluh-kesah kepada angin, maka akan membuat resah kemudian menyublim menjadi kesulitan tidak terkira dalam hidup saya sekarang maupun nanti.
Namun saya tidak mau menjerumuskan diri kepada keruwetan pikiran lalu tenggelam dalam kubangan keluh kesah berlumpurkan kesulitan.
Biarlah angin berhembus membelah awan, dan air mengaliri sungai menuju muaranya.
Saya meyakini, bahwa di balik "kesulitan" senantiasa ada rencana akbar yang mulia dari Sang Pemilik Kehidupan, dan juga tidak akan pernah saya ketahui ujungnya.
Itu saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H