Tanpa telepon seluler selama tiga hari saya berada dalam suasana sepi, terlepas dari percakapan-percakapan, teralienasi dari pergaulan, tercerai dari pertentangan pendapat, dan terkecualikan dari meliarnya emosi ketika membaca berita-berita hoaks. Telah meluruh perasaan obligasi pada diri saya untuk senantiasa merespon percakapan di WAG dan media sosial lainnya.
Dengan demikian tanpa telpon seluler selama tiga hari membuat hari lebih tenang, tidak perlu selalu terpaku memandangnya meski dalam momen kebersamaan (phubbing).Â
Hikmah lainnya ialah bangkitnya kesempatan membaca surat-surat suci, terbukanya percakapan langsung dengan keluarga dan kecukupan istirahat.Â
Pengalaman tanpa telpon seluler selama tiga hari telah memberikan pelajaran beharga bagi saya, seyogyanya gawai tersebut digunakan secukupnya untuk: menjelajahi cakrawala informasi bermanfaat, melakukan komukasi positif dengan menghindari percakapan pembangkit emosi dan berita hoaks dengan langsung menghapusnya, membaca ayat-ayat suci atau melakukan hal berguna lainnya dan meyakini bahwa dunia nyata jauh lebih berharga.
Besok atau lusa telpon seluler pengganti yang dipesan melalui jalur daring akan tiba.
Kok sekarang saya merasa lebih nyaman tanpa bermedsos ria ya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H