Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Gerbong Tua Berwarna Buram

25 Januari 2020   19:19 Diperbarui: 25 Januari 2020   19:33 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mercury padam terpesona rembulan bercermin awan, yang jurainya melambai-lambai membujuk malam.

Menjelaga mega, membelalak kilat, menggemuruh guruh, menggilir gerimis rintik.

Lunturkan pupur ayu, kikiskan lukis alis, pudarkan rona rupa, punahkan gairah merah.

Lintang-pukang menuju gerbong terdampar. Sinyongnyong menyesaki danceable music.

Irama menguarkan tawa bingar menawar. cerutu hembuskan halimun ciu, yang remang nan jalang.

Seronok Rembulan menggoda Tuan. Atau, Tuan tergoda seronok Rembulan?

Gerbong tua berwarna buram. Di Tanah Abang bongkaran. Muram berkubang jahanam.

Catatan:
mercury = lampu jalan berwarna kekuningan
danceable music = musik dangdut
ciu = minuman beralkohol

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun