Baru-baru ini tiga orang wisatawan berlainan suku, seorang dari Jawa Barat, satu lagi berdarah Sumatra Utara dan sisanya berasal dari Jawa Timur, melahap nasi gudeg seharga total tak lebih dari Rp. 50.000,00!
Yu Kartini adalah penerus tradisi pengolah gudeg, dimana tata-cara  memasak gudeg merupakan kegiatan yang dilakukan secara turun-temurun. "Pelatihan" memasak gudeg yang built-in dalam tradisi keluarga  telah menghasilkan cita-rasa masakan yang menjadi ciri khas.Â
Resep dan cara memasak bisa saja diduplikasi, namun olahan rasa yang dihasilkan tidak akan selezat masakan para pewaris standard recipe gudeg. Diperlukan roso, kesabaran, konsistensi dan passionate dalam memasak gudeg.  Menurut pengakuan Yu Kartini, ia hanya bisa berisitirahat selama lima jam setiap harinya.
Namun Yu Kartini masih mau menyediakan waktu, jika ada peminat kuliner yang ingin belajar cara memasak gudeg sesuai heritage. Sedikitnya diperlukan waktu empat hari untuk belajar proses memasaknya, tergantung kemampuan sang murid. Syaratnya lumayan berat, ia harus mampu mengikuti kebiasaan dan irama yang telah dilakukan Yu Kartini selama berpuluh tahun!
Bagi yang berminat belajar masak gudeg silahkan menghubungi Yu Kartini. Siapa tahu kelak akan menjadi olahan gudeg penerus tradisi masakan khas di luar kota Jogyakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H