Fenomena penemuan itu menjadi celah bagi Menteri Agrikultur dan Pangan untuk mendapatkan panggung. Diinstruksikan kepada jajaran di bawahnya: 5 pusat penelitian, 10 balai penelitian dan 20 unit penelitian tentang berbagai hal-ikhwal pertanian untuk melakukan penyidikan serta penyelidikan.
Beraneka kesibukan dilakukan: Ada yang meneliti tentang spesies pohon bogem dan famili beserta tetangganya; Mengamati mengapa bunga jantan jatuh sendiri tanpa pendamping; Bereksperimen daun direbus; Mengekstraksi buah; Membuat demonstration plotting untuk budidaya; Menyusun teknologi paska-panen; Rekayasa genetik; Aplikasi teknologi nano; Dan semua fokus penelitian yang kelak menelurkan kebijakan dan beberapa truk kontainer kertas kerja.
Di sebuah laboratorium, seorang peneliti muda sedang mengamati bunga jantan pohon bogem pada sebuah mikroskop untuk menginventarisir kandungan gizi. Fauzi berulang kali memanaskan bahan pangan. Setiap selesai diteliti, dimakannya. Tubuhnya semakin gemuk.
Hasil observasi diketahui, bahwa terdapat noktah-noktah hitam dalam bunga. Tidak berbahaya dan tidak bereaksi ketika dikatalisasi dengan alkohol. Jika dipanaskan mereka mengembang. Semakin tinggi suhu pemanasan semakin tumbuh.
"Diduga noktah-noktah hitam membesar ketika dimasak. Bisa jadi dengan itu membuat perut kenyang dan menimbulkan efek rasa daging goreng" Fauzi menyimpulkan.
Peneliti tambun itu kemudian menambahkan  beberapa tetes zat kimia --serupa dengan enzim pencernaan manusia-- pada bunga yang sudah dimasak. Noktah hitam yang telah melebar sekarang menggeliat seperti belatung.
Segerombolan belatung hitam bergerak meliuk memanjat mikroskop digital, menerobos bola mata terbeliak, merambat ke dalam kerongkongan, kemudian bersarang dalam perut lantas perlahan melahap organ-organ vital Fauzi.....!!!
~~ Selesai ~~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H