Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebatang Coklat Ini Untukmu, Kasih...

23 Agustus 2019   12:59 Diperbarui: 23 Agustus 2019   13:06 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: wallhere.com

Sebatang coklat setelah dikupas dari bungkusnya, aku gigit kemudian aku sodorkan ke bibir mungilnya, demikian sampai coklat habis sehingga kami dapat berpagutan saling membersihkan bibir. Pada malam itulah ia untuk pertama kalinya mengenal laki-laki secara utuh dan telanjang. Bersatu dalam peluh, lenguh dan kenikmatan yang tidak ingin ditinggalkan.  Berulang kami menumpahkan naluri berkembang-biak memecah keheningan malam.

Coklat merupakan kesukaan istri bahkan sejak masa pacaran, lalu menjadi ritual wajib semenjak malam pengantin. Namun ketidak-berdayaanku sebagai tulang punggung rumah tangga menjadikan istriku semakin lekat dengan kariernya. Demikian sibuk sehingga menyebabkan seringnya pulang malam.

Aku segera meninggalkan kamar penuh kehangatan itu menuju ruang peraduanku yang licin, terlantar, dingin, terlelap lelah, sendiri.

Setelah merapikan tempat tidur yang kusut masai bak kapal kalah perang, Kasih seperti biasa bersiap-siap membukakan pintu bagi istriku yang sebentar lagi pulang. 


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun