Kelas Inspirasi. Saya sudah pernah mendengar sejak kali pertama diadakan di Medan. Ada seorang teman yang mengajak ikut serta menjadi relawan dokumentator sebagai videografer. Awalnya saya tertarik ikut namun kemudian saya ragu tapi mungkin lebih tepatnya minder. Belum yakin dengan kemampuan diri sendiri. Saya percaya ini acara hebat dan besar, tentunya banyak para profesioal dibidangnya masing-masing yang akan turut serta. Saya takut hasil dokumentasi saya nanti malah mengecewakan mereka. Jadi saya membatalkan tawaran teman saya kala itu.
Setelah Kelas Inspirasi Medan pertama selesai dan saya melihat hasilnya yang begitu luar biasa, saya kecewa mengapa sampai melewatkan kesempatan mulia itu. Untungnya ada teman yang bilang bahwa akan ada Kelas Inspirasi kedua di Medan dan saya harus ikut katanya. Ya! Saya memang harus ikut apapun yang terjadi. Saya harus ambil bagian dalam gerakan mulia ini. Saya terus memantapkan diri.
Saya mendaftar menjadi dokumentator sebagai videografer tanpa berpikir panjang meski saya tidak punya alat perekam. Akhirnya saya meminjam kamera saku teman yang bisa untuk merekam video dan hasil gambarnya sudah cukup lumayan. Alat sudah ada dan saya siap bertempur. Setelah melihat kelulusan, saya tahu para dokumentator yang berpartisipasi adalah mereka yang sudah ahli dibidang dokumentasi dan menggunakan alat perekam yang sudah profesional. Saya tetap semangat, disini kita tidak bersaing namun saling bantu dan mendukung kegiatan Kelas Inspirasi ini demi kemajuan dunia pendidikan di tanah air. Minder saya berkurang. Kata seorang teman bahwa bukan senjatanya yang penting namun siapa orang yang menggunakan senjata itu. Berbuat baik cuma butuh niat dan langsung gerak
Sebelum hari pelaksanaan, diadakan acara sesi briefing seluruh peserta pada tanggal 21 Februari 2015 di aula gedung Bank Indonesia cabang Medan. Seluruh inspirator dan dokumentator berkumpul ditambah para pegiat Kelas Inspirasi yang semuanya seru. Kami dibagi menjadi 26 kelompok yang terdiri dari masing-masing 8 atau 9 inspirator, 2 fotografer, 1 videografer dan 2 fasilitator untuk masing-masing sekolah dasar yang akan kami kunjungi. Saya kebagian menjadi anggota Kelompok 5. Kelompok kami ini terdiri dari para inspirator : Mardian Junary Nasution (PNS), Boy Brahmawanta Sembiring (arsitek), Yenni Chairiah Rambe (ketua KPU Medan), Fauziah Hasan (dosen/guru bahasa inggris), Yudi Pratama (foto editor), Risa Triandari (ahli geologi) dan Vika Karinta Novienda (analis ekonomi), para dokumentator : Maria Julie (fotografer), Firman Silalahi (fotografer) dan saya sendiri sebagai videografer serta ada fasilitator dari Kelas Inspirasi Medan yang begitu giat membantu kami yaitu Novika Sari dan Nurhadi Basyah.
Seminggu kemudian kami sekelompok meninjau ke sekolah yang sudah ditunjuk sekalian melakukan observasi sedikit. Kami di tempatkan di SD Negeri 060790 Jl. Medan Area Selatan Gg. Sekolah Kec. Medan Area Medan. Lokasi sekolahnya masuk ke gang kecil dan tidak begitu terlihat penanda keberadaan sekolah, membuat sebagian dari kami sedikit sulit mencarinya. Akhirnya kami pun tiba di sekolah dengan disambut hangat oleh Ibu Kepala Sekolah Rohayani Lubis, S.Pd beserta para dewan guru. Kami mengadakan rapat kecil untuk membahas dan memantapkan segala hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan Kelas Inspirasi nantinya.
Hari inspirasi tiba. Kamis, 5 Maret 2015. Kami siap menginspirasi. Pukul 06.30 WIB saya tiba di tempat dan langsung menemui Ibu Kepala Sekolah beserta para guru. Kemudian saya berkeliling untuk mengambil gambar beberapa keadaan fisik sekolah dan kegiatan para murid di pagi hari. Sepertinya keadaan lingkungan sekolah masih terjaga kebersihannya. Sekolah ini terdiri dari tiga bangunan gedung utama yang mengelilingi sebuah lapangan kecil di tengahnya yang biasa digunakan untuk kegiatan olahraga dan upacara bendera.
Setelah semua inspirator hadir, kami berkumpul untuk mengadakan upacara pembukaan secara sederhana sebagai tanda acara kegiatan Kelas Inspirasi Medan 2 ini resmi dibuka. Disini para inspirator saling memperkenalkan diri mereka masing-masing, setelah itu kami saling bersalaman dan tidak lupa foto bersama.
Para inspirator secara bergantian mengajar di masing-masing kelas. Mereka sangat bersemangat dengan wajah yang penuh senyum. Saya melihat mereka begitu tulus mau mengajar, saling berbagi pengalaman dan bersedia meluangkan waktu kerja mereka sehari penuh. Tak nampak lelah, hanya kegembiraan yangterpancar. Ikhlas menginspirasi. Saya pun terus meliput kegiatan mereka, mondar-mandir disetiap kelas.
Masing-masing inspirator menjelaskan profesi mereka dan sesekali mengajak anak-anak bermain sambil belajar. Di kelasnya, kak Yenni memaparkan kegiatan yang beliau lakukan ketika ada pemilihan umum. Bang Mardian menjelaskan berbagai macam profesi pegawai negeri sipil dengan seragam mereka yang keren. Bang Boy dengan alat bantu in focus menerangkan tentang apa itu arsitek. Kah Diah mengajak anak-anak lebih mengenal berbagai ragam warna dalam bahasa Inggris dengan bantuan alat peraga. Bang yudi memperkenalkan profesinya sebagai foto editor dengan membantu anak-anak mengedit foto mereka secara sederhana. Kak Risa menunjukkan gambar-gambar sebagai alat bantu untuk lebih memperkenalkan profesinya sebagai ahli geologi. Dan Kak Vika menceritakan profesinya sebagai analis ekonomi di sebuah bank dan mengajak anak-anak untuk lebih gemar menabung. Semua kelas berjalan dengan lancar meski diselingi dengan keriuhan anak-anak yang sangat bersemangat mengikuti Kelas Inspirasi ini.
Ada seorang anak yang sangat menyita perhatian para inspirator. Namanya Ningsih, ia duduk di kelas dua. Ada saja tingkah polahnya yang bisa menyedot perhatian diantara anak-anak lainnya. Di kelas Bang Boy, ketika ditanya apakah nanti kalau sudah besar mau jadi arsitek, dia menggeleng dia mau jadi dokter katanya. Amin. Sempat ngambek di kelasnya Bang Yudi karena katanya dia nggak boleh ikut ke depan kelas sama salah satu teman sekelasnya. Beberapa guru agak kewalahan menghadapinya, kata ibu kepala sekolah. Beliau juga pernah bercerita sedikit tentang Ningsih dan keluarganya. Sedikit miris mendengarnya namun salut melihat tekad Ningsih untuk terus bersekolah.
Di akhir kelas, anak-anak diberi sepotong kertas untuk mereka tulis apa cita-cita mereka nantinya. Kemudian kertas tersebut ditempel disebuah kertas besar bergambar pohon yang kami sebut pohon cita-cita yang nantinya akan dipajang ditiap kelas. Dan ada sepotong kertas lagi yang kami bagikan kepada anak-anak berbentuk orang-orangan yang juga akan mereka tulisi dengan nama dan cita-cita mereka. Kertas itu kemudian akan ditempelkan ke balon-balon berwarna-warni yang nantinya akan diterbangkan bersama.
Setelah menunggu tukang balonnya yang datang agak telat, acara penutupan Kelas Inspirasi Medan 2 di SD 060790 Medan Area ini pun dimulai sekitar pukul 12.30 WIB. Ditandai dengan penempelan potongan kertas berisi nama dan cita-cita anak-anak ke balon-balon tersebut yang kemudian kami berbarengan menerbangkan balon warna-warni tersebut ke angkasa. Seru, kocak dan membahagiakan. Semoga cita-cita mulia anak-anak tersebut melambung jauh, terbang setinggi langit dan didengar semesta agar bisa terwujud kelak. Amin.
Akhirnya kami saling bersalaman dan berpamitan. Terima kasih Kelas Inspirasi. Terima kasih Ibu Kepala Sekolah dan para dewan guru. Terima kasih anak-anak. Terima kasih para inspirator, fasilitator dan teman dokumentator. Ini sebuah pengalaman yang tak terlupakan dan seakan memberikan candu yang baik. Masih ada rasa yang tertinggal disana.
Sorenya setelah selesai makan siang kami diharuskan mengikuti acara sesi refleksi Kelas Inspirasi yang diadakan di Convention Hall Amaliun Foodcourt Medan. Refleksi adalah sesi penutup dari rangkaian kegiatan Kelas Inspirasi. Semua kelompok hadir disini, mereka berbaur dan saling menceritakan pengalaman seru mereka masing-masing mengikuti Kelas Inspirasi kali ini. Bangga bisa turut bergabung dengan orang-orang hebat ini yang bertugas tanpa pamrih. Mereka dari latar belakang pendidikan dan profesi yang berbeda namun mempunyai satu tujuan yang sama yaitu demi memajukan dunia pendidikan di tanah air. Di akhir acara tentu wajib kudu harus foto-foto. Hahahahaa! Buat saya ikut Kelas Inspirasi ini menjadi sebuah pengalaman baru dan juga bisa menambah kawan.
Tanggal27 Maret 2015, kami bertiga, saya, kak Diah dan Vika, mewakili para inspirator yang tidak bisa hadir karena kesibukan mereka masing-masing, kembali ke sekolah tersebut. Kami datang untuk menyerahkan sedikit kenang-kenangan berupa Sertifikat Kelas Inspirasi Medan 2, video hasil rekaman kegiatan dan sebuah foto bersama berbingkai cantik. Kami disambut dengan riuh dan mereka kelihatan bahagia. Ada rindu disana. Tak lupa kami mencari Ningsih untuk mengajaknya foto bareng. Sekali lagi terima kasih anak-anak. Kalian juga telah menginspirasi kami.
Mengikuti Kelas Inspirasi dan berjumpa dengan anak-anak itu, seperti kembali ke masa-masa kecil dulu. Terkenang ketika masih duduk di bangku sekolah dasar. Banyak kejadian yang melintas. Seperti mengulang kembali kelucuan, kenakalan dan kegaduhan yang pernah kami lakukan. Saya sadar betapa berat tugas seorang guru yang begitu sabar menghadapi para murid dan mengajarkan hal-hal yang belum kami tahu. Terima kasih Bapak dan Ibu Guru.
Kalau ingin melihat videonya bisa buka disini
Foto : Maria dan Firman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H