Mohon tunggu...
Budi idris
Budi idris Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis Buku, Blogger inspiratif

Dengan tulisan mari berkarya dan berprestasi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Potensi Nikel Indonesia di Tengah Peningkatan Industri Baterai Dunia

16 September 2023   09:33 Diperbarui: 16 September 2023   09:42 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Energi listrik akan menjadi primadona dimasa yang akan datang negara yang mampu memproduksi sumber listrik dan memiliki bahan baku nikel sebagai sumber utama baterai listrik akan sangat beruntung.

Baterai listrik menjadi bahan utama pendukung mobil listrik dimana penggunaan mobil listrik secara global semakin meningkat seiring dengan kampanye mengurangi emisi karbon.

Kebutuhan akan Nikel sebagai bahan baku baterai listrik menjadi produk yang paling di cari saat ini, nikel menjadi aset penting saat ini bagi negara-negara pemilik nikel.

Indonesia sebagai negara besar sangat beruntung karena memiliki cadangan bahan baku nikel yang besar untuk beberapa tahun kedepan.

Berdasarkan laporan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang ditulis di liputan6.com, Indonesia memiliki cadangan nikel sebanyak 72 juta ton nikel (Ni). Hal itu menjadikan Indonesia memiliki cadangan nikel sebanyak 52 persen dari total cadangan nikel global mencapai 139.419.000 ton.

Secara sederhana pengelolaan Nikel hingga menjadi bahan baku baterai listrik dimulai dari proses bijih nikel menjadi FeNi atau konsentrat, kemudian diolah menjadi Ni-sulfat dan Co-sulfat. Selanjutnya diproses hingga terbentuk prekursor inilah yang menjadi bahan dasar material baterai.

Indonesia sebagai negara besar memiliki potensi untuk mengelola nikel sebagai bahan baterai kendaraan mobil listrik.

Hilirisasi pengelolaan Nikel sebagai bahan baku baterai bisa menjadi sumber penghasil pendapatan baru bagi Indonesia.

Jika selama ini nikel hanya di ekpor untuk pembuatan berbagai bahan stainless steel, alat rumah tangga dan sebagian kecil untuk baterai listrik kedepannya Indonesia harus fokus untuk memproduksi baterai sebagai sumber listrik.

Dampak yang ditimbulkan jika produksi baterai listrik dilakukan di Indonesia dengan nikel sebagai bahan bakunya maka lapangan pekerjaan akan semakin terbuka lebar, pendapatan negara meningkat, hasil produksi bisa dipakai negara sendiri sebagai revolusi kendaraan bermotor dari bahan bakar minyak menjadi berbahan bakar listrik.

Peluang ini harus secepatnya di ambil Indonesia dan membangun pabrik-pabrik hilirisasi nikel dekat dengan sumber bahan baku akan jauh menghemat biaya produksi dan meningkatkan nilai jual yang akan sangat baik bagi keuangan negara di masa yang akan datang.

Nikel yang dimiliki Indonesia dan pernah tercatat Indonesia sebagai pengekspor terbesar nikel dunia seharusnya mulai menata diri untuk memproduksi bahan jadi produk nikel bukan bahan mentah seperti sebelum-sebelumnya.

Kita berharap Indonesia siapapun presidennya kelak harus fokus ke potensi-potensi jangka panjang termasuk pentingnya menguasai pasar baterai dunia.

Produk baterai kedepannya tidak sekedar hanya untuk memenuhi kebutuhan mobil listrik disamping itu baterai handphone juga akan terus mengalami lonjakan kebutuhan.

Hal ini harus di sadari betul pemerintah dalam hal ini kementerian terkait untuk membuat kajian dan penelitian untuk pengembangan hilirisasi produksi nikel baterai sebagai produksi andalannya.

Saatnya kita berperan sebagai produsen baterai terbesar dunia dengan kekayaan alam yang kita miliki.

Semoga kekayaan alam nikel indonesia bisa menjadi sumber pendapatan terbesar negeri ini dan mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa kita.

Indonesia kaya raya dan mampu menjadi negara besar di dunia jika pengelolaan sumber daya alamnya bisa dilakukan dengan baik.

Saatnya Indonesia berdaulat mengelola apa yang kita miliki tentunya untuk kesejahteraan rakyat Indonesia dimasa yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun