Mohon tunggu...
Budi idris
Budi idris Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis Buku, Blogger inspiratif

Dengan tulisan mari berkarya dan berprestasi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Masjid Raya Kotapinang Cagar Budaya Warisan Kesultanan Kotapinang

8 April 2023   14:31 Diperbarui: 8 April 2023   14:33 1598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana ruangan dalam masjid besar Al mustafha (dokpri)

Masjid Besar Al Musthafa Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan masjid tertua di kabupaten Labuhanbatu Selatan menjadi salah satu situs sejarah yang tersisa dari kesultanan kotapinang.

Masjid ini memiliki beberapa nama, masyarakat sering menyebutnya masjid besar, terkadang masjid raya ada juga menyebutnya masjid agung namun belakangan di sepakati para ahli waris dan pengurus masjid nama yang disepakati menjadi Masjid Besar Al Musthafa.

Nama tersebut diambil dari sultan Terakhir yang bertahta di kesultanan Kotapinang dimana puing Istananya yang masih tersisa berada 200 meter dari masjid besar Al Musthafa.

Masjid Besar Al Musthafa menjadi peninggalan sejarah kesultanan Kotapinang melihat arsitektur bangunan masjid terlihat di masa lampau begitu luar biasanya kejayaan kesultanan kotapinang.

Masjid tersebut jika dilihat lebih condong mirip arsitektur bangunan bergaya Eropa perpaduan bahan material bangunan yang menggunakan kayu dan semen, kemungkinan bangunan masjid ini di arsiteki orang Eropa.

Suasana ruangan dalam masjid besar Al mustafha (dokpri)
Suasana ruangan dalam masjid besar Al mustafha (dokpri)
Menurut cerita orang-orang tua sekitar masjid ini diperkirakan masjid ini di bangun sekitar tahun 1800, itu artinya sudah ratusan tahun bangunan ini berdiri kokoh dan menjadi tempat ibadah umat Islam sekitaran Kotapinang.

Masjid ini sampai saat ini terus di rawat dan menjadi syiar Islam terlebih saat bulan ramadan di masjid ini berlangsung berbagai kegiatan keagamaan misalnya setiap selesai shalat Zuhur kajian Islam akan dilakukan untuk memberikan pencerahan terhadap para jemaah shalat.

Kiranya pemerintah memperhatikan situs sejarah ini dengan mengungkap tabir cerita dibalik hadirnya masjid ini di masa lalu.

Semoga para arkeolog dan peneliti sejarah hadir untuk mengungkap berbagai hal mengenai masjid ini dan tentunya beberapa kuburan sultan dan peninggalan lainnya bisa menjadi petunjuk jalan cerita kekayaan kesultanan kotapinang di masa lalu.

Kejayaan masa lalu menjadi catatan emas yang harus di ketahui para generasi saat ini dan generasi yang akan datang sehingga peradaban pembangunan dan pengelolaan daerah bisa mencontoh bagaimana sejarah masa lalu dilakukan hingga mencapai puncak kejayaan.

Mari kita kunjungi situs sejarah ini karena akan banyak cerita kekayaan masa lalu kesultanan kotapinang yang akan kita lihat dan rasakan dengan melihat keindahan masjid tertua di Labuhanbatu selatan ini.

Bagi para pencinta sejarah dan para peneliti silahkan hadir buat pencerahan bagaimana alur cerita tentang sisa peninggalan sejarah kesultanan kotapinang.

Bangunan seperi heritage pertokoan Kotapinang, puing Istana Kotapinang, kuburan para sultan dan tentunya Masjid Raya Kotapinang semoga menjadi sebuah cerita menarik yang di dokumentasikan hasil dari penelitian dengan konsep kajian akademik yang mendalam.

Akhirnya semoga tulisan ini bermanfaat dan menjadi pintu gerbang ketertarikan para pecinta sejarah dan para ilmuwan untuk datang ke Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun