Mohon tunggu...
Budi idris
Budi idris Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis Buku, Blogger inspiratif

Dengan tulisan mari berkarya dan berprestasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Filosofis "Tangga" dalam Kehidupan

2 Januari 2023   06:18 Diperbarui: 2 Januari 2023   07:59 1903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: penulis saat mendaki tangga selesai melihat Curug cimahi/Dok pribadi

Perjalanan kehidupan seseorang sering di ibaratkan seperti tangga di mana proses menuju kemapanan memerlukan perjuangan seperti menaiki anak tangga.

Melihat tangga sebagai alat bantu menuju puncak tertinggi dari tempat dimana kita berdiri, mencerminkan tahapan-tahapan langkah demi langkah untuk kita berpindah dari tempat terendah menuju tempat tertinggi.

Mari kita perhatikan proses saat kita menaiki tangga, butuh kehati-hatian butuh konsentrasi bahkan butuh tenaga berjuang menopang beratnya badan.

Saat naik begitu sangat melelahkan sama halnya dengan saat turun menyusuri tangga kalau hati-hati bisa selamat sampai kebawah namun lengah sedikit celaka akibatnya.

Menaiki anak tangga sama halnya dengan proses menggapai kesuksesan hidup baik dalam kehidupan keluarga yang bahagia, prestasi pekerjaan dan lain sebagainya.

Mari kita sedikit melihat beberapa orang hebat di negeri ini membangun kesuksesan bertahun-tahun namun hancur seketika karena kelengahan dan kegagalan berpikir tanpa menggunakan logika.

Begitu juga dalam mencapai puncak kebahagiaan dalam keluarga butuh kehati-hatian dan ketelitian terkadang masih anak tangga yang pertama kita sibuk memikirkan memulai melangkah atau tidak.

Di saat mulai berjalan ibaratkan setengah menjalani anak tangga kehidupan kita sering mulai goyang bahkan sebagian jatuh menimbulkan kehancuran.

Begitulah kehidupan ibarat seperti tangga di saat kita berjuang mati-matian menghancurkan dan melawan segala rintangan di saat puncak prestasi kita lengah dan turun kembali ke dasar seperti sedia kala.

Beberapa pejabat hancur karena korupsi, bertahun-tahun membangun prestasi, dunia artis kehilangan popularitas bertahun-tahun mencoba berbagai peran, begitu juga persoalan jatuhnya beberapa orang terkenal yang tadinya memiliki prestasi yang luar biasa.

Maka kunci kehidupan di saat posisi kita berada di puncak jangan pernah merasa sombong begitu juga saat kita berada di bawah jangan pernah merasa terhina.

Terus jalani kehidupan dengan menikmati setiap langkah perjalanan karena kita tidak tahu ada hal bahagia apa di hari kemudian.

Anak tangga memberi kita pelajaran, saat naik melelahkan dan butuh perjuangan sebaliknya saat turun begitu cepat terkadang tanpa butuh tenaga kita sudah berada di bawah.

Memaknai filosofis Tangga naik itu sulit tapi turun itu mudah, sukses itu sulit kehancuran itu bisa sekejap mata.

Jadi mari kita mawas diri terus waspada dan menggunakan logika dalam melakukan perbuatan yang ingin kita kerjakan. Pikirkan sebelum melakukan agar kita terhindar dari sebuah kehancuran.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi saya dan pembaca semua.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun