2. Stop Eksploitasi Timnas Junior
Di era sepak bola modern sepak bola sudah menjadi lahan bisnis yang menjanjikan, setiap pertandingan akan memiliki nilai jual yang siap untuk di kelola mencari keuntungan.
Begitu juga pertandingan timnas hak siar televisi sangat menggiurkan untuk mendatangkan profit terhadap pengelola sepak bola Indonesia.
Dalam segi bisnis ini memang sangat lumrah, namun alangkah lebih bijaknya jika timnas junior tidak di eksploitasi dengan menjual hak siar yang berdampak penggemar timnas dan pendukung sepak bola di daerah kesulitan menyaksikan pertandingan timnas.
Tidak seluruh rakyat Indonesia mampu membeli siaran dengan berbayar, begitu juga kemampuan membeli paket untuk menyaksikan melalui smartphone.
Dampak negatifnya anak-anak daerah sulit menyaksikan pertandingan sepak bola sehingga keinginan untuk menjadi pemain bola tidak seperti dulu sampai ke pelosok negeri.
Kedepannya kiranya televisi yang bisa menggaet sponsor tanpa harus melakukan sensor untuk siaran parabola mungkin bisa diprioritaskan.
Yakinlah jika ini dilakukan kecintaan terhadap timnas dan keinginan untuk bermain bola akan muncul dari setiap anak-anak usia remaja.Â
Bibit yang melimpah tentunya akan memudahkan pelatih memilih pemain tidak harus mengimpor pemain dari luar negeri dengan cara naturalisasi.
Siapapun pelatihannya jika tersedia pemain-pemain berkualitas yang melimpah akan memudahkan untuk memberikan strategi untuk memenangkan setiap pertandingan.
3. Konsistensi Pembinaan Harus dijagaÂ